Di luar Hotel Hilton, seorang turis Jepang, mau pergi ke bandara, naik taxi di jalan, tiba2 mobil kencang banget, menyalip taxinya si Jepang,dan dengan bangga si jepang berteiak, "Aaaah Toyota made in japan sangat cepat...! nggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taxinya si jepang, lagi...! teriak lagi "Aaah Nissan made in japan.. sangat cepat. Nggak lama lagi lewat lagi satu mobil menyalip taxinya si Jepang, dia teriak lagi "aAAaah Mitsubishi made in japan sangat cepat...! .
Kali ini sopir taxi, kesal melihat penumpangnya yang bener-bener nasionalis, di bandara sopir taxi bilang ke si Jepang...
Supir taxi: "100 dollars please....."
Si Jepang: 100 dollars..?! It's not too far from the hotel....!!!!!!!!!!!
Supir taxi: "Aaaah... Argometer made in japan sangat cepat sekali................"!!!!!! ???
Selasa, April 20, 2010
Made in japan
Senin, April 19, 2010
PENCARIAN
" Tuhan, apa Engkau mencintaiku?"
Sang Pemuda pun kembali bertanya, " Mengapa?"
Tuhan lalu menjawab, " Karena engkau adalah makhluk-Ku, dan rahmat-Ku takkan pernah habis bagi makhluk-Ku."
Sang Pemuda masih bertanya lagi, " Apa aku mencintai-Mu?"
Tuhan pun kembali menjawab, " Ya. Di hatimu ada cinta untuk-Ku."
" Mengapa demikian?"
" Karena engkau masih memiliki waktu untuk mengingat-Ku dan bertanya kepada-Ku."
" Tuhan, apa Engkau jauh dariku?"
" Tidak. Aku begitu dekat denganmu, tapi engkau yang menjauhkan diri dari-Ku."
" Tuhan, apa aku bisa kembali mendekat kepada-Mu?"
" Ya. Kau bisa."
" Bagaimana caranya?"
" Majulah satu langkah! Maka Aku akan maju sepuluh langkah."
" Tuhan, aku telah maju satu langkah. Di mana Engkau?"
" Mendekatlah lagi satu hasta! Maka Aku akan mendekatimu satu depa."
" Tuhan, aku telah mendekat satu hasta, di mana Engkau?"
" Lebih dekat lagi! Berjalanlah! Maka Aku akan berlari menyambutmu."
" Tuhan, aku telah berjalan dan mulai lelah dengan perjalanan ini. Di manakah sebenarnya Diri-Mu?"
" Aku di sini, tinggal sedikit lagi. Larilah!"
" Oh, Tuhan. Aku telah berlari sekian jauhnya. Mengapa belum juga kutemu Diri-Mu?"
" Aku telah berdiri di hadapanmu.
Ach, mengapa engkau tak melihat-Ku?"
(Yun)
Rabu, April 14, 2010
PAMAN GURU....!!!
Menurut Paman Guru, mereka hanya menutupi luka yang menganga dimana-mana. Luka karena tak bisa jadi WAKA, ditambah lagi gaji yang kadang-kadang tak mencukupi untuk sekedar menyenangkan anak istri. Begitulah kata paman, bahwa segalanya dalam hidup ini hanya sebuah persimpangan. Milih jalan itu atau jalan yang lain, ya…hasilnya akan sama saja. Toh pada kenyataannya mereka akan tetap hidup, tua, dan kemudian mati. Sebuah rutinitas yang tak menyisakan apapun kecuali kejenuhan yang diselingi tawa dan canda.
Barangkali pemikiran itulah yang membuat hidup paman bagai tanpa beban. Melayang kemari sambil sapa kanan kiri, serta sesekali menengok ke belakang, siapa tahu ada yang ketinggalan.
Paman pun terus melanjutkan perjalanan. Hingga pada suatu saat, tiba-tiba kutemui paman tengah menundukkan kepalanya dalam-dalam, menutup kedua matanya dengan tangan-tangan keriput miliknya. Ada apa gerangan dengan paman, mengapa kali ini dia kelihatan menjadi seorang pemurung, seorang yang putus asa. Sungguh, suatu pemandangan yang mengejutkan menyaksikan rona wajahnya yang tak bersinar seperti biasanya. Dan baru kusadari bahwa pipinya juga basah dengan air mata.
Dengan cara memaksa, akhirnya aku berhasil mengajaknya berbicara. Dan…ha…ha… rasanya aku tak kuat menahan tawa ketika kudengar cerita singkatnya. Paman…paman… hanya diprotes begitu saja kok sedih bukan main. Bukankah paman juga tahu bahwa begitu banyak orang yang menghabiskan waktu, tenaga, bahkan imannya untuk mengais uang-uang sampah sampai milyaran rupiah, toh mereka tak pernah merasa bersalah. Tapi dia, paman satu ini sampai rela banyak meluruhkan air mata hanya karena sering terlambat 10-15 menit masuk kelas sebab memang kendaraan umum di kota kecil ini begitu sulit didapatkan. Atau pernah beberapa kali memberi tugas oleh karena encoknya tak dapat diajak kerjasama. Namun memang harus dimaklumi. Siapa yang peduli dengan alasan-alasan kecil seperti itu. Bukankah tujuan pendidikan takboleh diabaikan oleh hal-hal sepele macam demikian? Bisa-bisa generasi mendatang hanya menjadi generasi yang pasif, berpikir lurus, bahkan terpaksa harus rela disebut generasi pinggiran yang memang seharusnya dipinggirkan. Oh….tidak! Hal itu tak boleh terjadi di negeri ini. Mereka harus menjadi otak-otak brilian yang mampu memanfaatkan peluang dan kesempatan.
Setelah kejadian itu, tak lagi kulihat paman dengan tas tuanya berjalan mengejar angkutan. Tak pernah kutemui senyum dan lambaian tangannya ketika bersua denganku di kios Koran ujung jalan. Dan entah mengapa aku menjadi merindukan langkah-langkah lelahnya yang dengan penuh semangat pulang ke rumah.
Baru beberapa minggu kemudian kudengar kabar bahwa paman telah mengundurkan diri dari pekerjaan yang katanya dulu sangat dicintainya. "Paman sangat terpukul mendengar protes yang ditujukan untuknya", kata salah satu penjaja koran yang juga menjadi satpam di sekolah paman. Aku merasa sayang dengan keputusan yang kunilai tidak bijaksana itu. Masak sih cuma karena hal kecil begitu paman harus kehilangan sumber penghasilan. Sungguh sangat tak adil bagi istri dan anak yang sangat bergantung padanya.
Sebenarnya sudah berkali-kali aku punya niat untuk mengunjunginya. Ingin kutanyakan padanya, mangapa dia sampai berbuat tolol demikian. Tindakan seperti itu menurutku hanya mengada-ada dan tidak berpikir panjang. Apakah memang watak paman yang egois, getas, atau bahkan skeptis? Tapi yang kukenal selama ini bukanlah pribadi seperti itu. Setiap kutatap matanya, jika kebetulan ngobrol dengannya, aku tahu bahwa bara juang terus membara meski kadang-kadang lelah dan pikiran buntu karena tak punya uang untuk bayar utang, kerap meredupkan api itu. Tapi aku yakin, bahwa api itu tidak akan pernah bisa dipadamkan, oleh apapun juga. Apapun! (Mustagfiroh)<
Gubuk Bertasbih
Selasa, April 13, 2010
BIARKAN NEGERIKU TERJAGA Rabindranath Tagore
Rabindranath Tagore
Di mana pikiran tak memiliki rasa takut, dan kepala terdongak;
Di mana pengetahuan adalah bebas ;
Di mana dunia belum terpecah menjadi bagian-bagian oleh dinding-dinding negara yang sempit;
Di mana kata-kata muncul dari kedalaman kebenaran;
Di mana ketanpalelahan berjuang keras merentangkan tangan menuju kesempurnaan;
Di mana arus akal yang jernih belum tersesat jalan di atas gurun tandus kebiasaan;
Di mana batin dibimbing oleh-Mu ke dalam peluasan pikiran dan perbuatan —
Ke dalam padang kebebasan, Tuhanku, biarkan negeriku terjaga.
Selasa, April 06, 2010
KETRAMPILAN MENJELASKAN (EXPLAINING SKILL)
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu Proses Belajar Mengajar (PBM). Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor pendidik. Dimana seringkali pendidik dijadikan sasaran utama jika suatu pendidikan mengalami kegagalan atau pun keberhasilan. Komponen-Komponen Dasar Ketrampilan Menjelaskan 1. Perencanaan isi b). Analisis pokok persoalan yang hendak dijelaskan 2. Penerimaan oleh Murid Tujuan Ketrampilan Menjelaskan
Seorang pendidik tidak hanya cukup memiliki pengetahuan luas mengenai materi ajar, melainkan pula harus mampu menyampaikannya secara baik kepada peserta didik agar mereka mampu menangkap materi serta nilai-nilai yang ditransformasikan. Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka seorang pendidik haruslah memiliki dan serta menguasai Ketrampilan Menjelaskan (explaining skill).
Pengertian
Ketrampilan menjelaskan dalam pembelajaran ialah ketrampilan menyajikan informasi secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau sesuatu yang belum diketahui (Hasibuan, dkk :1994)
Dengan demikian pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi kegiatan menjelaskan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, atau antara siswa dengan siswa.
Prinsip penggunaan ketrampilan menjelaskan:
Ada beberapa komponen dalam ketrampilan menjelaskan (Marno,dkk:2008)
Komponen Perencanaan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang baik. Dalam merencanakan suatu penjelasan, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Dalam merencanakan isi penjelasan yang akan disampaikan, guru perlu mengadakan:
a). Analisis pengertian yang akan dijelaskan
Untuk menjelaskan suatu pengertian dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah-langkah pokok dalam merencanakan suatu penjelasan:
Penjelasan yang disampaikan tergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
Komponen Pelaksanaan
Setelah merencanakan penjelasan yang baik, pelaksanaan akan baik pula. Mutu pelaksanaan dapat ditingkatkan dengan :
Dengan memberikan orientasi berarti mengantarkan siswa pada pokok persoalan yang akan dibahas dan menempatkan penjelasan yang akan disampaikan itu dalam suatu kerangka yang lebih luas.
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Hindari penggunaan berbagai ucapan dan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dan dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari
Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting
Sesekali perlu pula diselingi informasi lain yang ringan dan lucu pada situasi yang kurang menguntungkan seperti siang, panas, materi sulit, dan sebagainya. Variasi juga berlaku dalam penggunaan metode dan alat peraga.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keraguannya ketika pelajaran berlangsung dengan mengajukan pertanyaan. Perhatikan mimik serta tingkah mereka saat penjelasan berlangsung, sehingga guru dapat mengadakan penyesuaian.
Senin, April 05, 2010
Kapankah Kelalaian Ini Berakhir?
Oleh : Mohammed Oemar El-Farouq (Sumber Rujukan: Nasrah Darul Wathan, “Ila mata al ghaflah”)
Saat ini kebanyakan manusia hidup dalam kelalaian yang nyata dari (mengingat) Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan kampung akhirat. Dunia dan seluruh perhiasannya telah menjebak umat manusia, angan-angan tak karuan sudah menipunya, dan mereka telah disetir oleh keinginan-keinginan jelek, setan serta hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada perbuatan tercela, namun dengan ini semua diri masih mengira bahwa telah berbuat sebaik-baiknya perbuatan.
UAN oh UAN
UAN alias UN yang selalu bikin deg-deg-srrr… sudah berlalu. Walau sebelumnya sempat terjadi pro-kontra tentang pelaksanaan UAN, bahkan MK telah mengatakan tidak ada UAN, nyatanya UAN tetap berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kendati pun demikian, masih saja ada peristiwa-peristiwa memprihatinkan yang mengiringi pelaksanaan UAN, mulai dari kesalahan soal (sebagaimana yang terjadi di Bali), markus kunci jawaban, hingga kasus bunuh diri di belakang sekolah. Entah apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah di atas, yang pasti peristiwa-peristiwa tersebut tidak hanya terjadi sekali dua, melainkan sudah puluhan kali dalam beberapa tahun terakhir.
Terlepas dari semua oknum-oknum yang memperburuk citra dan kondisi bangsa Indonesia -- terutama para generasi muda --, kesadaran masyarakat sendiri sepertinya diuji dengan kondisi ini. Menganggap bahwa banyaknya fenomena yang terjadi adalah suatu rahasia umum yang wajar, sehingga mereka menyikapinya dengan acuh tak acuh. Ataupun ada beberapa pihak yang ikut merasa prihatin tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Hal ini tentu saja semakin memperburuk keadaan. Yang menjadi masalah adalah, apakah jika suatu saat nanti UAN benar-benar ditiadakan, masalah-masalah di atas juga akan hilang? Atau justru ia dapat terus-menerus survive di segala kondisi dan zaman? Kitalah yang menjadi kunci jawaban atas masalah ini.