Senin, Mei 31, 2010

PERIHAL KESUNGGUHAN DAN PERTENTANGAN ANTARA ILMU DENGAN KEKAYAAN

Jika engkau mendengar berita
tentang seorang pekerja keras
yang menggenggam gaharu dan gaharu itu bisa
kembali hidup berbuah
terimalah sebagai kebenaran
Jika engkau mendengar berita
tentang si pemalas dan lemah
yang pergi ke sungai untuk meminum airnya
lalu tenggelam oleh bah
terimalah sebagai kenyataan

Andai saja engkau mendapatiku dalam kecerdikan
dan kekayaan
pada bintang-bintang yang tinggi tempatku
bergantung berdiam

Tapi sayang,
siapa yang dianugerahi kecerdikan
akan terhalang dalam kekayaan
karena kedua hal itu berlawanan
selalu bertentangan dan tak mungkin disatukan

Adalah haq bagi Allah menjadikan kepedihan
bagi yang besar cita-cita,
diuji dengan rizki yang berkurang
dan bukti atas kehendak dan hukum Tuhan
laparnya orang berakal di saat si bebal penuh kemewahan

Seseorang yang dimudahkan dalam kekayaan
takkan ia mendapatkan ganjar dan kemuliaan

Sedang bersungguh-sungguh dapat meringankan
segala urusan yang teramat rumit
dan bersungguh-sungguh pula akan membukakan
setiap pintu yang terkunci rapat

(Diwan Syafi'i)

Leia Mais…

Rabu, Mei 19, 2010

RELATIVITAS DAN RESOLUSI ILMIAH part 2

Kalau sebelumnya pernah diposting mengenai Relativitas dan Resolusi Ilmiah part 1 , maka posting kali ini merupakan lanjutan sekaligus titik terang dari semua "keruwetan" yang Anda jumpai di part 1.

RESOLUSI ILMIAH
Menurut Kuhn, proses perkembangan ilmu pengetahuan manusia tidak dapat terlepas sma sekali dari apa yang disebut keadaan "Normal Science" dan "Revolutionary Science" (Muslih, 2006:113).
Cara kerja paradigma dan terjadinya Resolusi Ilmiah dapat digambarkan secara umum ke dalam tahap-tahap berikut:

Tahap pertama, paradigma ilmu membimbing dan mengarahkan aktifitas ilmiah dalam masa ilmu normal (Normal Science). Di sini para ilmuwan menjabarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang digelutinya secara rinci dan mendalam. Dalam tahap ini para ilmuwan tidak bersifat kritis terhadap paradigma yang membimbing aktifitas ilmiahnya. Selama menjalankan aktifitas ilmiah itu, para ilmuwan menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang digunakan sebagai bimbingan aktifitas lainnya, inilah yang dinamakan Anomali. Anomaly adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai.

Tahap kedua, menumpuknya anomaly menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma. Paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai keluar dari jalur ilmu normal.

Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama sembari memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktifitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan Resolusi Ilmiah (Muslih, 2006:118)

Dalam periode "Revolutionary Science", hampir semua kosa kata, istilah-istilah, konsep-konsep, idiom-idiom, cara penyelesaian persoalan, cara berpikir, dan cara mendekati persoalan berubah dengan sendirinya. Sudah barang tentu, khazanah intelektual yang lama masih dapat dimanfaatkan sejauh ia masih menyentuh persoalan yang dihadapi (Muslih, 2006:115).

TEORI RELATIVITAS DAN RESOLUSI ILMIAH
Dalam analisis secara mekanistik, maka terdapat empat komponen analisis utama yakni zat, gerak, ruang, dan waktu. Newton dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1686) berasumsi bahwa keempat komponen ini bersifat absolut. Zat bersifat absolute dan dengan demikian berbeda secara substantif dengan energi. Berlainan dengan Newton, dalam buku The Special Theory of Relativity (1905) berasumsi bahwa keempat komponen itu bersifat relative. Tidak mungkin kita mengukur gerak secara absolute, kata Einstein. Bahkan zat sendiri itupun tidak mutlak, hanya bentuk lain dari energi dengan rumus yang termasyhur: E=mc2 (Suriasumantri, 2001:84-85).

Pernyataan-pernyataan baru yang bisa disimpulkan dari teori relativitas khusus maupun umum adalah:



  • Tidak ada gerak absolut; yang ada hanya gerak relatif

  • Kecepatan cahaya tetap dan tidak tergantung pada gerakan sumbernya maupun pengamat

  • Tidak ada energi yang bisa dihantarkan lebih cepat daripada kecepatan cahaya

  • Massa sebuah benda yang sedang bergerak adalah fungsi dari kandungan energi yang berbeda-beda sesuai dengan kecepatannya.

  • Materi setara dengan energi

  • Waktu bersifat relatif

  • Ruang dan waktu bersifat saling bergantung dan membentuk suatu kesatuan empat dimensi.

  • Hadirnya materi menyaebabkan pelengkungan ruang, sehingga benda yang sedang melintas di dekat materi itu akan membentuk lintasan lengkung.

Inilah yang disebut efek gravitasi, sebagaimana dibuktikan oleh pelengkungan cahaya yang melintasi medan gravitasi.
Beberapa temuan dan teori yang didasarkan atas teori Relativitas Einstein antara lain:



  1. Bom atom; didasarkan atas rumus E = mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya. Menghukumi Einstein sebagai pihak yang bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan bom atom di Hirosima dan Nagasaki tidaklah bijak. E = mc2 bukanlah rumus (seperti yang dipikirkan banyak orang) untuk bom atom. Ingat! Albert Einstein mengusulkan teori Relativitas pada 1905. Proyek bom atom dimulai pada tahun 1939. Fisika Nuklir dikembangkan oleh para ilmuwan lain, seperti: Joliot Curie, Enrico Fermi, dan Leo Szilard (Joseph Schwartz, 2001:166).


  2. Lubang Hitam; suatu benda masif yang tidak satupun cahaya dapat melepaskan diri darinya, terbentuk oleh kehancuran bintang masif. Lubang Hitam dianggap dapat memberi penjelasan yang lebih meyakinkan terhadap apa yang disebut sebagai obyek "M", yaitu Galaksi Raksasa dengan inti aktif yang sangat terang. Bagian dari pusat galaksi ini berputar demikian cepatnya sehingga diperkirakan mengandung benda dengan massa kira-kira tiga ribu juta bintang dalam satu area yang ukurannya tidak lebih kecil dari ukuran tata surya kita (Breithaupt, 2001:87).


  3. Dentuman Besar (the Big Bang); yaitu teori yang menyatakan bahwa semesta bermula dari suatu ledakan dahsyatsekitar 12 milyar tahun yang lalu. Bukti yang mendukung teori Dentuman Besar: (a) Radiasi latar gelombang mikro dari berbagai arah di Antariksa merupakan radiasi dentuman besar. (b) Rasio hidrogin terhadap helium: penjelasan yag benar atas pertanyaan mangapa terdapat hidrogen tiga kali lebih banyak daripada helium dalam alam semesta. (c) Penjelasan hukum Hubble (Breithaupt, 2001:87)


Begitulah gambaran singkat tentang teori Relativitas Einstein. Teori ini telah merevolusi pandangan kita mengenai ruang, waktu, massa, energi, gerak, dan gravitasi. Teori Relativitas ini telah memberikan suatu pendekatan baru dalam telaah alam semesta.

PENUTUP
Einstein telah mengubah pandangan kita tentang alam semesta meski meninggal dalam kegagalan. Teorinya tentang Relativitas telah menjadikannya sebagai seorang pemikir terbesar sejak Newton. Teori Relativitas meruntuhkan pandangan kita tentang ruang dan waktu serta mengarahkan kita pada suatu dunia yang sebelumnya tidak bisa dibayangkan. Rumus teori ini, yaitu E = mc2 yang menunjukkan bahwa materi dapat diubah menjadi energi , menjadi pencetus zaman nuklir.

Ironis memang yang menemukan teori Relativitas bukan orang Islam, padahal al-Qur'an terdapat peristiwa yag merupakan contoh dari teori ini, yaitu:
- Peristiwa pemindahan Istana Bulqis di zaman Sulaiman yang merupakan contoh dari perubahan wujud materi ke energi dan sebaliknya sesuai rumus E = mc2.
- Kisah Ashabul Kahfi yang merupakan contoh dari Relativitas Waktu. Para penghuni gua merasa tidur setengah atau satu hari, padahal waktu telah berjalan 309 tahun.

Hal ini harus mendorong kita untuk lebih mendalami al-Qur'an dan menghidupkan kembalitradisi ilmiah di kalangan umat Islam.

Leia Mais…

Senin, Mei 10, 2010

Citra Guru dan Tantangan Pendidikan Nasional


Pengertian dan Tugas Guru
Kata guru – menurut orang Jawa—merupakan singkatan dari "digugu lan ditiru". Artinya "guru adalah orang yang harus selalu dapat diikuti dalam ucapan dan perilakunya" Muchtar Buchori (1994:37). Jadi apabila ada seseorang telah ber-titel guru maka hendaknya ia mampu menempatkan dirinya sebagai orang yang dapat dicontoh, ditaati, dan diikuti orang lain terutama oleh anak didiknya. Hal ini jika kita lihat dari segi susunan bahasa yang berlaku di daerah Jawa. Sedang secara esensi, kata guru mengandung pengertian sebagai orang yang mentransformasikan tata nilai dan perubahan perkembangan ke arah pendewasaan anak didik.


Dengan demikian guru bertanggungjawab penuh atas perkembangan anak didik yang diajarnya. Hal ini mencakup: perkembangan pendewasaan, ketrampilan, kecerdasan, akhlak mulia, kekuatan spiritual, dan penggalian segala potensi yang terdapat dalam pribadi anak didik, sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan yang telah diatur dalam UU No.3 tahun 2003.


Jadi tugas guru sebenarnya tidak sekedar mengajar, akan tetapi juga mendidik anak didiknya. Kemudian apa yang menjadi perbedaan antara mengajar dan mendidik? Mengajar adalah sebuah proses pentransformasian nilai dari guru kepada anak didik yang dilakukannya di dalam kelas. Sedangkan mendidik adalah penggalian segala potensi yang terdapat dalam diri siswa (Buchori, 1994:30). Mendidik membutuhkan pendekatan dan pemahaman yang sangat jeli terhadap anak didik sehingga ia lebih sulit daripada mengajar.

Citra Guru Masa Dahulu
Salah satu hal yang menarik pada jaran Islam adalah penghargaan Islam terhadap guru (ustadz dalam bahasa Arab) yang sangat tinggi. Karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan sedangkan Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan Islam mengajarkan agar senantiasa mendahulukan guru daripada orang tua. Hal ini karena orang tua membuat kita bertahan hidup sedangkan guru membuat kita mengerti apa makna hidup dan bagaimana menjalani kehidupan.


Pada zaman dulu hubungan yang terjalin antara guru-murid tidak mengenal istilah untung-rugi, apalagi untung-rugi tersebut diwujudkan dalam artian ekonomi. Guru hanya menginginkan agar anak didiknya berhasil sesuai dengan harapannya, dapat berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan orang tua. Guru tidak mengharapkan imbalan atas keberhasilan yang telah dicapai oleh anak didiknya. Keberhasilan anak didik merupakan tujuan utama guru, bukan gaji atau upah tinggi atas pekerjaannya. Bahkan perbah ada seorang ulama yang mengatakan bahwa mengambil upah atau gaji dari hasil mengajar itu haram (Ahmad Tafsir, 2000:77)

Citra Guru Masa Kini dan Tantangan Pendidikan Nasional
Apa yang telah dipaparkan di atas adalah kondisi ideal bagaimana seharusnya citra guru. Akan tetapi akhir-akhir ini sering kita mendengar adanya tindakan-tindakan yang kurang pantas dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya. Di Grogol Sukoharjo misalnya, seorang siswi SMPN 2 pingsan lantaran ditampar oleh sang guru. Seorang siswa SMP tewas ditikam oleh gurunya di daerah Joglosemar, dan seorang siswa SMPN 1 Bojong Lompang, Jampang Tengah, Kab. Sukabumi tewas dengan tujuh tusukan dengan pelaku yang tak lain adalah gurunya sendiri. Ini hanya sekelumit dari kondisi pendidikan di beberapa wilayah di tanah air. Ironisnya, tindak kekerasan itu justru dilakukan oleh oknum guru yang seharusnya mengajar bukan menghajar. Lalu apa sebenarnya yang melatarbelakangi semua tindak kekerasan tersebut? Seperti yang penulis kutip dari Kompas (15/12/06) dalam "kemerosotan citra guru Indonesia" terdapat orang tua yang mengeluhkan bahwa tindak penyimpangan itu yang lebih mengarah pada kemerosotan citra guru Indonesia. Inilah beberapa kondisi yang melingkari kehidupan guru dalam dunia pendidikan dewasa ini. Ahmad Tafsir (2006:77) mengutarakan ada tiga poin mengenai perubahan guru pada masa dewasa ini:

  • Kedudukan guru semakin merosot
  • Penghormatan guru kepada murid menurun
  • Harga karya mengajar—gaji—meningkat; lebih diutamakan


Hal ini disebabkan beberapa permasalahan yang dialami oleh guru di antaranya: 1) Tuntutan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin beragam sedangkan gaji yang diterima kurang mencukupi; 2) Perilaku sosial, terutama ulah siswa yang sulit untuk dinasehati karena pengaruh lingkungan; dan 3) Upaya guru dalam mengejar target kurikulum yang mungkin menjadi beban mental beberapa guru. Naiknay tingkat standart kelulusan bisa menyebabkan guru menjadi frustasi, dan emosi tidak stabil. Guru dituntut untuk selalu kreatif, inovatif, profesional, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat kreatifitas, inovasi, dan profesionalisme guru dalam mengolah materi yang diajarkan, maka semakin tinggi pula tingkat perkembangan kedewasaan, kecerdasan, dan kreatifitas anak didik, begitupun sebaliknya.


Jika permasalahan-permasalahan di atas sudah dapat diatasi, dan guru pun sudah berjalan sesuai koridor yang semestinya maka upaya peningkatan mutu pendidikan nasional akan lebih maju.

Leia Mais…

Minggu, Mei 02, 2010

RELATIVITAS DAN RESOLUSI ILMIAH part 1

oleh: Bpk. Moh. Zuhal Ma'ruf

Abstract:
Relativity and scientific resolution. This article is going to display the relationship between the theory of relativity and resolution of science. Talking about modern science is talking about any theories appeared in the last of nineteenth century. One of the theories which is most famous was stated by Albert Einstein in 1915. It is known as the theory of relativity. This theory seems become very well known all over the world that has changed the classical views brought by the previous scientist. It has also brought Albert Einstein into the greatest scientist in the world after Newton era. This theory, furthermore, creates a new spirit in the world of science.
Keyword: Theory of relativity, scientific revolution, modern science, theory, scientist



Bagi sebagian besar dari kita menyebut Albert Einstein berarti menyebut "Ilmu Pengetahuan Modern". Ia merupakan salah seorang ilmuwan terkenal yang namanya tetap hidup karena karyanya yang luar biasa. Karyanya telah mengubah pemahaman kita terhadap jagad raya. Pendapat kita tentang ruang dan waktu tidak lagi seperti pendapat kita sebelum ia mengemukakan teorinya. Ia mengubah konsep dasar yang telah berlaku sejak masa Isaac Newton. Einstein dapat disebut sebagai pendiri utama teori-teori fisika abad ke-20 (Lerner, 2001:347)

Antara tahun 1901-1905, Einstein mengembangkan gagasannya tentang Energi dan Materi, Gerak dan Ruang, serta Ruang dan Waktu. Bekerja secara terpisah dari para peneliti kebanyakan, ia menerbitkan tiga makalah penting pada tahun 1905 tentang Fisika Teoritis,. Dua di antaranya saja telah memberi Einstein tempat dalam sejarah Fisika sebagai ilmuwan penting untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan di bidang Fisika. Makalah ketiga bahkan mencampakkan kepastian Fisika Klasik ke dalam kekacauan ( Breithaupt, 2001:14)

SEKILAS TENTANG EINSTEIN
Einstein dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman. Setahun kemudian keluarga ini pindah ke Munich, tempat adiknya yang bernama Maja dilahirkan. Einstein tinggal di Munich selama 15 tahun. Kecintaannya pada musik yang kemudian menjadi kebutuhan baginya telah terbentuk menonjol ketika ia kursus biola pada usia enam tahun.

Meskipun untuk pekerjaaan-pekerjaan rutin, ia tidak terlalu pandai dan lamban dalam berbicara, Einstein sangat hebat dalam belajar sendiri. Pada umur 12 tahun, ia telah belajar sendiri tentang kalkulus dan pada umur 13 tahun ia telah membaca karya Immanuel Kant Pembahasan tentang Dalil Murni. Ia tidak membaca literatur-literatur ringan, tetapi menekuni buku-buku Matematika, Fisika, dan Filsafat.

Einstein meninggalkan Munich pada usia 15 tahun untuk bergabung dengan orang tuanya di Milan, Italia dan setahun kemudian mencoba masuk Federal Institute of Technology di Zurich, Swiss. Berhubung tidak mempunyai ijazah sekolah menengah atas, ia harus menempuh ujian masuk. Ia gagal dalam Bahasa Modern, Ilmu Hewan dan Botani, mata pelajaran-mata pelajaran yang tidak ia peroleh di Munich. Namun ia menunjukkan keistimewaannya dalam Matematika dan Fisika, sehingga diperkenankan masuk setelah belajar selama satu tahun. Prestasinya di perguruan tinggi sangat hebat. Untuk beberapa waktu setelah wisudanya pada tahun 1900, Einstein tidak bisa mendapatkan asistensi atau pekerjaan apapun. Ia mempergunakan waktunya selama dua tahun untuk mengajar pada berbagai lembaga kecil dan memperoleh pekerjaan sebagai ahli teknik pada kantor paten Swiss di Bern (Lerner, 2001:347)

TEMUAN-TEMUAN EINSTEIN
Di antara karya Einstein yang dipublikasikan pada tahun 1905 berupa makalah adalah:
  1. Tentang Gerak Brown, yaitu gerak berliku-liku dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi dalam zat cair yang tidak bergerak, di mana Einstein berhasil membuktikan keberadaan molekul
  2. Penjelasan tentang Efek Foto Listrik, yaitu pemancaran electron oleh logam ketika dikenakan kepada cahaya yang mempunyai panjang gelombang tertentu.
  3. Teori Relativitas Khusus yang menyimpulkan bahwa materi dan energi itu adalah setara satu sama lain.

SEKILAS TENTANG TEORI RELATIVITAS


Teori Relativitas Khusus

Einstein berasumsi bahwa tidak ada suatu gerak benda yang mutlak dalam suatu semesta yang tetap. Akan tetapi gerak benda tersebut hanya dapat dijelaskan dalam kaitan dengan gerak benda-benda yang lain. Kecepatan cahaya itu sendiri merupakan suatu yang mutlak. Kecepatan itu tidak berubah-ubah, tidak peduli apapun gerak dari pengamat. Waktu juga nisbi (relatif). Jam bergerak lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari gerak nisbi pengamat. Pemikiran ini merupakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita mengenai sifat-sifat jagad raya.


Einstein juga menemukan bahwa massa suatu benda adalah nisbi terhadap kecepatannya. Makin cepat suatu benda bergerak, makin lebih pasif benda tersebut. Kecepatan yang terbatas adalah kecepatan cahaya. Dari sini ia berkesimpulan bahwa materi dan energi adalah equivalent. Persamaannya yang terkenal E=Mc­­2, menyatakan bahwa energi sama dengan materi dikalikan kuadrat kecepatan cahaya. Sebelumnya Radiasi Elektromagnet dipandang sebagai gangguan dalam "eter". Kini radiasi electromagnet harus dipandang sebagai kenyataan Fisika, sebagaimana juga kenyataan materi (Lerner, 2001:349).

Teori Relativitas Umum
Teori yang dikemukakan oleh Eistein pada tahun 1905 ini menyangkut bidang gaya. Teori ini juga dianggap sebagai perwakilan geometris tentang gravitasi.

Menurut teori relativitas umum tidaklah mungkin membedakan antara medan gravitasi dan medan gaya lain. Medan gaya gravitasi atau medan gaya manapun akan menghasilkan efek yang dapat diukur, karena adanya materi dalam alam semesta.

Ketika Einstein menganalisa hal ini dalam teori relativitas umum, ia menemukan bahwa pengaruh itu berbeda dengan apa yang diramalkan oleh hukum gravitasi universal Newton dan hukum-hukum lain dalam fisika klasik. Untuk satu hal sesuai dengan kaidah klasik, lintasan dari berkas cahaya adalah geodesic artinya jarak yang terdekat antara dua titik. Einstein menyatakan bahwa ini hanya akan merupakan garis lurus sempurna dalam jagad raya yang sama sekali tidak mengandung materi. Padahal katanya, cahaya akan dibelokkan kalau lintasannya melewati benda-benda padat. Geodesinya akan menjadi bengkok.

Para ilmuwan menguji teori ini. Mula-mula mereka memotret sebagian dari langit ketika tidak ada matahari. Kemudian mereka memotret lagi ketika ada matahari. Sudah barang tentu mereka harus memotretnya ketika gerhana matahari penuh, karena jika tidak demikian maka bintang-bintang di dekat matahari tidak akan terlihat sama sekali. Apabila benar matahari membelokkan sinar, maka kedudukan bintang-bintang itu akan tampak sedikit berubah pada foto yang kedua. Dan memang demikianlah yang terjadi. Besarnya perubahan adalah sama dengan yang diramalkan oleh teori Relativitas Umum.

Leia Mais…