Selasa, April 20, 2010

Made in japan




Di luar Hotel Hilton, seorang turis Jepang, mau pergi ke bandara, naik taxi di jalan, tiba2 mobil kencang banget, menyalip taxinya si Jepang,dan dengan bangga si jepang berteiak, "Aaaah Toyota made in japan sangat cepat...! nggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taxinya si jepang, lagi...! teriak lagi "Aaah Nissan made in japan.. sangat cepat. Nggak lama lagi lewat lagi satu mobil menyalip taxinya si Jepang, dia teriak lagi "aAAaah Mitsubishi made in japan sangat cepat...! .

Kali ini sopir taxi, kesal melihat penumpangnya yang bener-bener nasionalis, di bandara sopir taxi bilang ke si Jepang...

Supir taxi: "100 dollars please....."
Si Jepang: 100 dollars..?! It's not too far from the hotel....!!!!!!!!!!!
Supir taxi: "Aaaah... Argometer made in japan sangat cepat sekali................"!!!!!! ???

Leia Mais…

Senin, April 19, 2010

PENCARIAN













Suatu malam seorang pemuda mengajukan pertanyaan kepada Tuhan



" Tuhan, apa Engkau mencintaiku?"


Tuhan pun menjawab, "Ya. Aku mencintaimu."

Sang Pemuda pun kembali bertanya, " Mengapa?"

Tuhan lalu menjawab, " Karena engkau adalah makhluk-Ku, dan rahmat-Ku takkan pernah habis bagi makhluk-Ku."

Sang Pemuda masih bertanya lagi, " Apa aku mencintai-Mu?"

Tuhan pun kembali menjawab, " Ya. Di hatimu ada cinta untuk-Ku."

" Mengapa demikian?"

" Karena engkau masih memiliki waktu untuk mengingat-Ku dan bertanya kepada-Ku."

" Tuhan, apa Engkau jauh dariku?"

" Tidak. Aku begitu dekat denganmu, tapi engkau yang menjauhkan diri dari-Ku."

" Tuhan, apa aku bisa kembali mendekat kepada-Mu?"

" Ya. Kau bisa."

" Bagaimana caranya?"

" Majulah satu langkah! Maka Aku akan maju sepuluh langkah."

" Tuhan, aku telah maju satu langkah. Di mana Engkau?"

" Mendekatlah lagi satu hasta! Maka Aku akan mendekatimu satu depa."

" Tuhan, aku telah mendekat satu hasta, di mana Engkau?"

" Lebih dekat lagi! Berjalanlah! Maka Aku akan berlari menyambutmu."

" Tuhan, aku telah berjalan dan mulai lelah dengan perjalanan ini. Di manakah sebenarnya Diri-Mu?"

" Aku di sini, tinggal sedikit lagi. Larilah!"

" Oh, Tuhan. Aku telah berlari sekian jauhnya. Mengapa belum juga kutemu Diri-Mu?"

" Aku telah berdiri di hadapanmu.

Ach, mengapa engkau tak melihat-Ku?"

(Yun)

Leia Mais…

Rabu, April 14, 2010

PAMAN GURU....!!!


Paman sesungguhnya hanya seorang guru biasa. Sama persis dengan guru-guru yang lainnya. Bahkan, paman sering berpikir dan bersikap sederhana. Orangnya sederhana, tak banyak cakap,cuma kadang-kadang tertawa begitu keras mendengar gurauan teman-teman sesame guru.

Menurut Paman Guru, mereka hanya menutupi luka yang menganga dimana-mana. Luka karena tak bisa jadi WAKA, ditambah lagi gaji yang kadang-kadang tak mencukupi untuk sekedar menyenangkan anak istri. Begitulah kata paman, bahwa segalanya dalam hidup ini hanya sebuah persimpangan. Milih jalan itu atau jalan yang lain, ya…hasilnya akan sama saja. Toh pada kenyataannya mereka akan tetap hidup, tua, dan kemudian mati. Sebuah rutinitas yang tak menyisakan apapun kecuali kejenuhan yang diselingi tawa dan canda.

Barangkali pemikiran itulah yang membuat hidup paman bagai tanpa beban. Melayang kemari sambil sapa kanan kiri, serta sesekali menengok ke belakang, siapa tahu ada yang ketinggalan.

Paman pun terus melanjutkan perjalanan. Hingga pada suatu saat, tiba-tiba kutemui paman tengah menundukkan kepalanya dalam-dalam, menutup kedua matanya dengan tangan-tangan keriput miliknya. Ada apa gerangan dengan paman, mengapa kali ini dia kelihatan menjadi seorang pemurung, seorang yang putus asa. Sungguh, suatu pemandangan yang mengejutkan menyaksikan rona wajahnya yang tak bersinar seperti biasanya. Dan baru kusadari bahwa pipinya juga basah dengan air mata.

Dengan cara memaksa, akhirnya aku berhasil mengajaknya berbicara. Dan…ha…ha… rasanya aku tak kuat menahan tawa ketika kudengar cerita singkatnya. Paman…paman… hanya diprotes begitu saja kok sedih bukan main. Bukankah paman juga tahu bahwa begitu banyak orang yang menghabiskan waktu, tenaga, bahkan imannya untuk mengais uang-uang sampah sampai milyaran rupiah, toh mereka tak pernah merasa bersalah. Tapi dia, paman satu ini sampai rela banyak meluruhkan air mata hanya karena sering terlambat 10-15 menit masuk kelas sebab memang kendaraan umum di kota kecil ini begitu sulit didapatkan. Atau pernah beberapa kali memberi tugas oleh karena encoknya tak dapat diajak kerjasama. Namun memang harus dimaklumi. Siapa yang peduli dengan alasan-alasan kecil seperti itu. Bukankah tujuan pendidikan takboleh diabaikan oleh hal-hal sepele macam demikian? Bisa-bisa generasi mendatang hanya menjadi generasi yang pasif, berpikir lurus, bahkan terpaksa harus rela disebut generasi pinggiran yang memang seharusnya dipinggirkan. Oh….tidak! Hal itu tak boleh terjadi di negeri ini. Mereka harus menjadi otak-otak brilian yang mampu memanfaatkan peluang dan kesempatan.

Setelah kejadian itu, tak lagi kulihat paman dengan tas tuanya berjalan mengejar angkutan. Tak pernah kutemui senyum dan lambaian tangannya ketika bersua denganku di kios Koran ujung jalan. Dan entah mengapa aku menjadi merindukan langkah-langkah lelahnya yang dengan penuh semangat pulang ke rumah.

Baru beberapa minggu kemudian kudengar kabar bahwa paman telah mengundurkan diri dari pekerjaan yang katanya dulu sangat dicintainya. "Paman sangat terpukul mendengar protes yang ditujukan untuknya", kata salah satu penjaja koran yang juga menjadi satpam di sekolah paman. Aku merasa sayang dengan keputusan yang kunilai tidak bijaksana itu. Masak sih cuma karena hal kecil begitu paman harus kehilangan sumber penghasilan. Sungguh sangat tak adil bagi istri dan anak yang sangat bergantung padanya.

Sebenarnya sudah berkali-kali aku punya niat untuk mengunjunginya. Ingin kutanyakan padanya, mangapa dia sampai berbuat tolol demikian. Tindakan seperti itu menurutku hanya mengada-ada dan tidak berpikir panjang. Apakah memang watak paman yang egois, getas, atau bahkan skeptis? Tapi yang kukenal selama ini bukanlah pribadi seperti itu. Setiap kutatap matanya, jika kebetulan ngobrol dengannya, aku tahu bahwa bara juang terus membara meski kadang-kadang lelah dan pikiran buntu karena tak punya uang untuk bayar utang, kerap meredupkan api itu. Tapi aku yakin, bahwa api itu tidak akan pernah bisa dipadamkan, oleh apapun juga. Apapun! (Mustagfiroh)<

Leia Mais…

Gubuk Bertasbih

Malam itu Burhan tampak asyik ngobrol ngalor-ngidul bersama beberapa temannya di sebuah gubuk tua. Sesekali terdengar gelak tawa dari mereka. Saat larut dalam obrolan, tiba-tiba terdengar bunyi kreoott...kreoot..kreoott...

"Suara paan tuh?'' tanya Burhan

"Nyante aja bro..tu suara gubuk ni yg lagi bertasbih" jawab salah seorang teman.

Leia Mais…

Selasa, April 13, 2010

BIARKAN NEGERIKU TERJAGA

Rabindranath Tagore




Di mana pikiran tak memiliki rasa takut, dan kepala terdongak;

Di mana pengetahuan adalah bebas ;

Di mana dunia belum terpecah menjadi bagian-bagian oleh dinding-dinding negara yang sempit;

Di mana kata-kata muncul dari kedalaman kebenaran;

Di mana ketanpalelahan berjuang keras merentangkan tangan menuju kesempurnaan;

Di mana arus akal yang jernih belum tersesat jalan di atas gurun tandus kebiasaan;

Di mana batin dibimbing oleh-Mu ke dalam peluasan pikiran dan perbuatan —

Ke dalam padang kebebasan, Tuhanku, biarkan negeriku terjaga.

Leia Mais…

Selasa, April 06, 2010

KETRAMPILAN MENJELASKAN (EXPLAINING SKILL)

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu Proses Belajar Mengajar (PBM). Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor pendidik. Dimana seringkali pendidik dijadikan sasaran utama jika suatu pendidikan mengalami kegagalan atau pun keberhasilan.
Seorang pendidik tidak hanya cukup memiliki pengetahuan luas mengenai materi ajar, melainkan pula harus mampu menyampaikannya secara baik kepada peserta didik agar mereka mampu menangkap materi serta nilai-nilai yang ditransformasikan. Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka seorang pendidik haruslah memiliki dan serta menguasai Ketrampilan Menjelaskan (explaining skill).

Pengertian
Ketrampilan menjelaskan dalam pembelajaran ialah ketrampilan menyajikan informasi secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau sesuatu yang belum diketahui (Hasibuan, dkk :1994)
Dengan demikian pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi kegiatan menjelaskan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, atau antara siswa dengan siswa.

Prinsip penggunaan ketrampilan menjelaskan:

  • Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah atau di akhir pelajaran
  • Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
  • Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan. Ini berarti tidak semua topik atau bahan pelajaran harus dijelaskan guru.
  • Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa
  • Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan dan karakteristik siswa terutama dalam hal penggunaan bahasa.

Komponen-Komponen Dasar Ketrampilan Menjelaskan
Ada beberapa komponen dalam ketrampilan menjelaskan (Marno,dkk:2008)
Komponen Perencanaan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang baik. Dalam merencanakan suatu penjelasan, ada dua hal yang perlu diperhatikan:

1. Perencanaan isi
Dalam merencanakan isi penjelasan yang akan disampaikan, guru perlu mengadakan:
a). Analisis pengertian yang akan dijelaskan
Untuk menjelaskan suatu pengertian dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Tentukan pengertian yang perlu di terangkan serta devinisinya
  • Carilah cirri-ciri khas atau unsur-unsur pokok yang relevan
  • Berikan contoh-contohnya
  • Carilah contoh penerapan-penerapan untuk latihan atau evaluasi untuk mengecek daya tangkap siswa

b). Analisis pokok persoalan yang hendak dijelaskan
Langkah-langkah pokok dalam merencanakan suatu penjelasan:

  • Menjelaskan hal yang perlu dijelaskan
  • Menegaskan hubungan atau manfaat dengan menunjukkan jenis atau sifat hubungan yang terdapat dalam unsur-unsur tersebut
  • Menegaskan prinsip umum yang melandasi hubungan tersebut dan yang dapat diterapkan atau ditransfer ke bidang yang lebih luas

2. Penerimaan oleh Murid
Penjelasan yang disampaikan tergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

Komponen Pelaksanaan
Setelah merencanakan penjelasan yang baik, pelaksanaan akan baik pula. Mutu pelaksanaan dapat ditingkatkan dengan :

  1. Orientasi atau Pengarahan
    Dengan memberikan orientasi berarti mengantarkan siswa pada pokok persoalan yang akan dibahas dan menempatkan penjelasan yang akan disampaikan itu dalam suatu kerangka yang lebih luas.
  2. Bahasa yang Sederhana
    Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Hindari penggunaan berbagai ucapan dan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa
  3. Penggunaan Contoh atau Ilustrasi
    Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dan dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari
  4. Pemberian Tekanan
    Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting
  5. Variasi
    Sesekali perlu pula diselingi informasi lain yang ringan dan lucu pada situasi yang kurang menguntungkan seperti siang, panas, materi sulit, dan sebagainya. Variasi juga berlaku dalam penggunaan metode dan alat peraga.
  6. Feed Back atau umpan Balik
    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keraguannya ketika pelajaran berlangsung dengan mengajukan pertanyaan. Perhatikan mimik serta tingkah mereka saat penjelasan berlangsung, sehingga guru dapat mengadakan penyesuaian.

Tujuan Ketrampilan Menjelaskan

  1. Membimbing siswa memahami materi yang dipelajari
  2. Melibatkan siswa untuk berpikir dalam menyelesaikan berbagai masalah
  3. Memberikan balikan kepada siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka
  4. Membimbing siswa untuk lebih menghayati, mengembangkan penalaran, seta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah
  5. Membantu siswa untuk memahami hukum, dalil, serta prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

Leia Mais…

Senin, April 05, 2010

Kapankah Kelalaian Ini Berakhir?


Saat ini kebanyakan manusia hidup dalam kelalaian yang nyata dari (mengingat) Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan kampung akhirat. Dunia dan seluruh perhiasannya telah menjebak umat manusia, angan-angan tak karuan sudah menipunya, dan mereka telah disetir oleh keinginan-keinginan jelek, setan serta hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada perbuatan tercela, namun dengan ini semua diri masih mengira bahwa telah berbuat sebaik-baiknya perbuatan.
Sesungguhnya ghaflah (lalai, terlena) adalah racun yang sangat mematikan, dan penyakit yang sangat berbahaya, yang dapat menguasai hati, merasuk mencengkram jiwa, serta menawan/melumpuhkan anggota badan.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (QS: Al Anbiyaa’: 1)
Mayoritas manusia dalam keadaan lalai
Al Imam Ibnu Al Qayyim rahimahulloh berkata: Dan barangsiapa memperhatikan keadaan manusia, maka dia pasti dapatkan mereka seluruhnya –kecuali sedikit saja- merupakan golongan orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka mengikuti hawa nafsunya, sehingga urusan-urusan dan kepentingan mereka terabaikan, yaitu mereka kurang perhatian terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat dan membawa kemashlahatan baginya, sedang mereka menyibukan diri dengan hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat baginya, bahkan justru mendatangkan malapetaka bagi mereka, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman-walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS: Yusuf: 103). Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh” (QS: Al An’am: 116) Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS: Yunus: 92).
Namun apakah lalainya kebanyakan manusia dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan dari hari kemudian itu merupakan hujjah bagi orang-orang yang lengah dan suka main-main? Sama sekali tidak…..Itu bukan hujjah bagi mereka, bahkan menjadi hujjah atas mereka, karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus para Rasul, mereka mengajak manusia untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala saja yang tidak ada sekutu baginya, dan meninggalkan jalan-jalan kelengahan dan kesesatan, begitu juga Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan kitab-kitab yang di dalamnya mengandung peringatan dari sikap lalai dan semua pintu-pintunya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hati-mu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS: Al ‘Araf: 205).
Al Imam Abu Muhammad Al Qushariy berkata: Sungguh Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah melarang manusia berbuat lalai, dan Dia telah memerintahkan agar selalu mengingat-Nya setiap saat, Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Alloh dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS: Al-Ahzab: 41) Dan berfirman, yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring” (QS: Ali Imran: 191).
Siksa bagi orang yang lalai
Orang-orang yang lalai mendapatkan sangsi di dunia dan sangsi di akhirat, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang ummat Nabi Musa tatkala mereka mendustakan dan menyakitinya, yang artinya: “Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggalamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS: Al-A’raf: 136).
Dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan neraka Jahannam –yaitu tempat siksaan di akhirat– sebagai tempat kembali dan tempat tinggal bagi orang-orang yang lalai, Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manuia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunaknnya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh). Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS: Al-A’raf: 179).
Ayat ini menjelaskan bahwa tempat akhir orang-orang yang lalai adalah Jahannam disebabkan mereka memiliki hati, namun hatinya sangat keras, tidak pernah tersentuh dan terenyuh, serta tidak tergerak sedikitpun dengan mau’idhah (wejangan), dia bagaikan batu, bahkan lebih keras. Mereka memiliki mata yang mampu melihat pemandangan dhahir (luar) segala sesuatu, namun tidak mampu melihat dengannya hakikat segala urusan, dan tidak mampu dengannya membedakan antara yang bermanfaat dengan yang membahayakan.
Dan mereka memiliki telinga yang dengannya mereka mendengarkan suara-suara kebatilan, seperti dusta, nyanyian, kata-kata kotor, ghibah, dan namimah, dan mereka tidak mengambil manfaat dengannya dalam mendengarkan hal yang benar dan jujur yang berupa kitab Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah Rasul-Nya Shallallaahu alaihi wa Sallam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya ialah neraka disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS: Yunus: 7-8).
Dan Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang adzab orang-orang yang lalai di Jahannam, yang artinya: “Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang kafir. (Mereka berkata), “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Alloh, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS: Al Anbiya: 97-98)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga memberitahukan bahwa kelalaian itu bila telah menguasai hati menyebabkan seseorang ridla dengan kekufuran, dadanya merasa tenteram dengannya, pintu-pintu hidayah tertutup, dan terkuncilah hati itu, wal ‘iyadzu billah, sehingga taubat dan hidayah sangat sulit tercapai, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Alloh menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasannya Alloh tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran, dan penglihatan-nya telah dikunci mati oleh Alloh, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS: An Nahl: 106-108)
Lalai sebab segala kejelekan
Al Imam Ibnu Al Qayyim berkata: Dan lalai dari (mengingat) Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan hari kemudian bila berpasangan dengan mengikuti hawa nafsu maka terlahirlah dari keduanya segala macam keburukan, dan umumnya bergabung antara keduanya dan tidak pernah terpisahkan. Barang siapa memperhatikan kerusakan situasi alam ini, secara umum maupun khusus maka dia bakal mendapatkannya sebagai akibat dari kedua hal ini.Kelalaian menjadi penghalang antara seseorang dengan kemampuan memandang kebenaran, mengetahuinya, dan memahaminya, sehingga ia termasuk dalam jajaran orang-orang yang sesat.Tanda-tanda lalaiSaudaraku tercinta, lalai itu memiliki banyak tanda, dikala kita melihat salah satunya ada dalam diri kita, maka ketahuilah sesungguhnya kita dalam bahaya, cepatlah koreksi diri, kejarlah ketinggalan, dan mulailah menanggulangi tanda-tanda ini dengan cara-cara yang disyari’atkan agar kita mampu melepaskan diri dari cengkaramannya sepanjang masa. Dan di antara-tanda itu adalah:
  1. Menyekutukan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dan inilah fenomena kelalaian yang paling besar.
  2. Kufur, fasiq, dan nifaq.
  3. Melakukan perbuatan-perbuatan keji, seperti zina, sodomi, minum-minuman keras, dan lain sebagainya.
  4. Menyia-nyiakan shalat, dan menyepelekan waktu-waktunya, serta (meninggalkan)mendirikannya secara berjamaah di mesjid.
  5. Sedikit mengingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
  6. Sedikit membaca Al Qur’an.
  7. Meninggalkan berdoa, dan berlindung kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
  8. Mencintai dunia, dan menyibukan diri untuk mengumpulkannya dengan berbagai cara.
  9. Tasyabbuh (menyerupai) dengan musuh-musuh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam hal pakaian, cara hidup, dan penampilan.
  10. Berteman dengan orang-orang jahat, dan orang yang tidak mau mengingatkannya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
  11. Menyia-nyiakan waktu dalam hal yang bukan termasuk ketaatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
  12. Terlalu banyak makan, minum, tidur, dan bergaul, karena itu semua menyebabkan rusaknya hati dan malasnya anggota badan dari melaksanakan berbagai macam ketaatan.
  13. Mendengarkan lagu-lagu, dan menonton siaran parabola yang beracun.
  14. Tidak hati-hati dalam segala hal yang berkaitan dengan halal dan haram.
  15. Melanggar keharaman-keharaman yang nampak, seperti mempergunakan narkoba, merokok, laki-laki mengisbalkan pakaiannya dan mencukur jenggot, wanita ber-tabarruj dan keluar dengan bersolek serta memakai wangi-wangian, dan lain sebagainya.

Oleh : Mohammed Oemar El-Farouq

(Sumber Rujukan: Nasrah Darul Wathan, “Ila mata al ghaflah”)

Leia Mais…

UAN oh UAN


UAN alias UN yang selalu bikin deg-deg-srrr… sudah berlalu. Walau sebelumnya sempat terjadi pro-kontra tentang pelaksanaan UAN, bahkan MK telah mengatakan tidak ada UAN, nyatanya UAN tetap berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kendati pun demikian, masih saja ada peristiwa-peristiwa memprihatinkan yang mengiringi pelaksanaan UAN, mulai dari kesalahan soal (sebagaimana yang terjadi di Bali), markus kunci jawaban, hingga kasus bunuh diri di belakang sekolah. Entah apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah di atas, yang pasti peristiwa-peristiwa tersebut tidak hanya terjadi sekali dua, melainkan sudah puluhan kali dalam beberapa tahun terakhir.
Terlepas dari semua oknum-oknum yang memperburuk citra dan kondisi bangsa Indonesia -- terutama para generasi muda --, kesadaran masyarakat sendiri sepertinya diuji dengan kondisi ini. Menganggap bahwa banyaknya fenomena yang terjadi adalah suatu rahasia umum yang wajar, sehingga mereka menyikapinya dengan acuh tak acuh. Ataupun ada beberapa pihak yang ikut merasa prihatin tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Hal ini tentu saja semakin memperburuk keadaan. Yang menjadi masalah adalah, apakah jika suatu saat nanti UAN benar-benar ditiadakan, masalah-masalah di atas juga akan hilang? Atau justru ia dapat terus-menerus survive di segala kondisi dan zaman? Kitalah yang menjadi kunci jawaban atas masalah ini.



Leia Mais…