Minggu, Februari 28, 2010

MANTRA


" Maafkan aku, Tuan. Aku lihat Anda merokok. Bagilah aku barang sebatang. Kita sebenarnya tak dibenarkan merokok di sini, sungguh peraturan yang bijak. Memang, orang gila tak pernah dipercaya bersama api."
" Tapi percayalah, Tuan. Aku bukan golongan orang-orang gila itu. Sungguh. Aku sama warasnya dengan semua orang, sama pula warasnya dengan Anda. Cuma..Anda duduk di mobil, bebas datang dan pergi sesuka Anda. Dan aku di sini, di balik terali-terali ini."
" Oh…tolong jangan pergi dulu, jangan begitu! Aku sekedar ingin bicara dengan Anda. Aku tak akan membuat Anda malu atau memberi kesiaan. Bahkan aku tak akan minta rokok Anda lagi".
" Rupanya Anda sedang menunggu seseorang. Istri Anda? Teman, mungkin…, atau salah satu dokter RSJ ini. Tak mengapa, jika nanti kulihat seseorang datang, aku akan berhenti bicara. Aku akan menjauhi jendela ini. Tapi sampai saat itu tiba, tolong tinggallah sebentar! Anda tidak akan pernah tahu artinya bicara dengan seseorang di luar, seseorang yang akan mendengarkan, bahkan seseorang yang mungkin akan memercayai…".
" Tidak…tidak. Barangkali aku terlalu berharap. Tapi katakan padaku, apa aku terdengar seperti orang gila? Otakku masih sebagus dulu, sungguh! Aku masih mampu memecahkan soal trigonometri untuk Anda, atau memuisikan Soneta Shakespeare, tapi…jika aku mulai bicara tentang kebenaran, tak seorang pun yang memercayaiku".
" Ya…ya…aku tahu. Anda tak akan berpikir begitu bila melihatku. Dan Anda pun tak akan percaya jika membaca laporan medisku. Di sana tercatat kalau aku adalah David Greenlea, seorang saudagar, penderita Hopeless Paranoiac dari delusi orang gila. Tapi, Tuan, aku bersumpah, aku bukan David Greenlea, dan aku tidak gila".
" Akan kuceritakan bagaimana semua bisa terjadi. Aku mohon, Anda tidak menilai dari tampilanku. Hidung patah ini, tangan-tangan kasar ini bukan punyaku, namun punya David. Tapi aku bukan David, bukan! Aku hanya seorang saudagar dengan sebuah rumah di Edgewater Drive, seorang istri dan dua orang anak yang manis. Anda harus percaya padaku".
" Tapi tunggu dulu! Mungkin aku terlalu banyak bicara. Aku bisa melihat ketidakpercayaan dan rasa iba di mata Anda. Aku tak akan menyalahkan Anda".
" Tapi tolong dengarkan, aku mohon pada Anda. Aku hanya minta satu atau dua menit waktu Anda. Anda tidak akan kehilangan apa pun. Hanya sebatang rokok mungkin, jika Anda tidak keberatan".
" Peristiwa itu terjadi hampir setahun yang lalu. Aku di kantorku seperti biasa. Aku juga dalam tubuhku sendiri, bukan dalam tubuh bertato menakutkan seperti yang Anda saksikan sekarang. Aku tahu, kedengarannya memang gila, tapi biar kulanjutkan, tolong dengarkan saja".
" Salah satu kapal kami, Eastern Star, baru berlabuh pagi itu. Waktu beranjak siang ketika mereka memberitahuku bahwa David Greenlea telah datang dalam keadaan mabuk di penginapan dekat pantai. David Greenlea, sepupuku yang tak pernah melakukan sesuatu dengan benar. Selalu mabuk, berkelahi, dan membuat keonaran. Aku memberinya kamar di Eastern Star. Aku selalu baik padanya. Tapi sayangnya dia tak mau menyadarinya, tidak sama sekali. Dia membenciku karena aku sukses dan dihormati, sesuatu yang selalu dia angankan, namun tak pernah dia dapatkan".
" Mesti begitu, aku merasa bertanggungjawab padanya, sebagai keluarga tentunya. Dan…aku pun menemuinya. Aku menemukannya dalam keadaan sangat memuaskan, lalu aku segera membawanya ke ruang belakang, memberinya kopi, dan kami Cuma berdua di sana".
" Tuan, bisakah Anda memberiku sebatang rokok? Akan kuulurkan tanganku di antara terali ini. Jika Anda sudi meletakkan sebatang di jariku, aku sangat berterimakasih. Sungguh…, Anda tak tahu bagaimana rasanya melihat seseorang merokok sementara Anda…oh, terima kasih Tuan. Anda baik sekali".
" Jadi… aku membuat David tenang dengan menyuruhnya minum kopi. Tapi dia tetap berprasangka buruk padaku. Katanya, aku muak dan merendahkannya. Aku hanya dapat menjawab, bahwa dia salah. Aku hanya kasihan saja padanya. Mendengar jawabanku, dia memandangku dengan aneh, setengah mabuk setengah licik, lalu dia tersenyum. Anda tahu, aku telah memimpikan senyum itu ribuan kali".
" Kuberi tahu sebuah trik Edgar," katanya. " Sebuah trik yang kupelajari dari seorang gadis Hongkong. Sebuah magic. Hitam atau putih tergantung engkau memandangnya".
" Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan meletakkannya di meja. Sebatang dupa murahan. " Pertama harus ada rasa iba," katanya sambil tersenyum seperti setan. " Jika ingin mantranya bekerja, harus ada pembakaran dan persembahan. Dan, tentu saja, mantra yang paling penting".
" Aku piker dia gila, tapi aku biarkan saja dia. Kemudian aku…maaf Tuan, dapatkah aku minta api? Anda tak perlu memberiku korek, berikan saja api di rokok Anda. Terima kasih Tuan, terima kasih".
" Lalu aku tanya padanya, 'David, apa mantranya?'".
" Dia menyalakan dupanya dan asap mulai naik. Dia melihatku di antara asap itu, sama seperti aku melihat Anda sekarang. Kemudian merapalkan mantra. Mendekatlah Tuan, aku akan membisikkannya di telinga Anda. Mendekatlah, ya…begitu!"
" Bekerja..!!! Mantranya bekerja. Kuharap demikian. Kuharap! Maafkan aku, Tuan, meninggalkan Anda di dalam sana. Tapi aku harus keluar. Harus! Hanya ini jalan satu-satunya. Aku harus bertukar tempat dengan Anda. Tidakkah Anda lihat? Aku sudah menukarkan tubuh Anda padaku. Seperti apa yang telah dilakukan David padaku".
" Oh, tolong jangan histeris begitu. Mereka akan datang dan meletakkan Anda dalam ruang sempit, karena mereka pikir Anda David Greenlea, saudagar penderita Hopeless Paroniac. Dan apa pun yang Anda katakana, mereka tak akan percaya. Anda hanya harus menunggu sampai seseorang kasihan pada Anda. Harus ada pembakaran untuk persembahan. Ingat! Dan mantranya, jangan lupa mantranya".
" Ku bawa mobil Anda, sebab Anda tak lagi membutuhkannya. Aku harus pergi sekarang, banyak sekali yang harus aku lakukan. Terima kasih untuk semuanya, khususnya untuk persembahannya…maksudku rokoknya".
" Selamat tinggal, Tuan. Selamat tinggal!!"
Disadur dari " THE SPELL" karya Arthour Gordon

Leia Mais…

Kamis, Februari 11, 2010

TERIMA KASIH PAK HARIS, SELAMAT DATANG PAK ROCHANI!!!

Menempati ruang aula, dengan suasana kesederhanaan, pada hari Rabu, tanggal 10 Pebruari 2010, digelar acara pelantikan pejabat di jajaran Kantor Kementrian Agama Kab. Nganjuk. Peristiwa Sertijab itu dihadiri oleh Kepala Kantor beserta seluruh pejabat struktural dan fungsional, pengawas pendidikan, kepala KUA dan segenap undangan.
Dua puluh lima pejabat yang dilantik adalah, Drs. Barozi,M.Pd.I sebagai Kasi Mapenda, Drs. Arifin.M Kasi Haji dan Umroh, Zainal Abidin Hanif Kamaloddin,S,Sos,MM, sebagai Kasi Penamas, Muksin, S.Pd.I Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Drs.Moh.Harisuddin,M.Ag menduduki jabatan Kepala MAN Nganjuk, Drs.H.Moch. Rochani, sebagai Kepala MAN Nglawak Kertosono, Drs. Ahmad Muhaimin, Kepala MAN Prambon, Hari Purwanto,S.Pd,MM sebagai MTsN Berbek, Drs.H.M.Fauzi, kepala MTsN Nganjuk, Drs.Luqman Afif sebagai Kepala Kepala MTsN Ngronggot, Drs.Sugiyono, Kepala MTsN Juwet Ngronggot,, Drs. Asmuni,S.Pd.I kepala MA Al Manar Prambon, Solikatun,A.Ma Kepala MI Thoriqotul Huda Klurahan Ngronggot, Sa’roni, A.Ma Kepala MI Ainul Huda Ngronggot, Drs. Mustajib, pejabat baru kepala KUA Jatikalen, Sumitro, S.Pd.I sebagai Kepala KUA Kec.Baron, Drs. Syahrowardi dipercaya memimpin KUA kec. Pace, Drs. Sur’an Sebagai kepala KUA Kertosono, Drs. Agus Saifudin Aziz menjabat kepala KUA Kec.Berbek, Jaini, S.Ag sebagai kepala KUA kec.Ngronggot, Nur Cholis,S.Pd kepala KUA kec. Ngetos, Drs.Choirul Anam, kepala KUA Kec.Lengkong, Drs.Moh.Khoiri,MA menempati KUA kec.Gondang, Mahsus Al Arif,S.Pd.I sebagai kepala KUA kec. Bagor, dan Nasrulloh,S.Pd.I dipercaya sebagai kepala KUA kec.Rejoso.
Dalam sambutannya, Kepala kantor Kementrian Agama Kab.Nganjuk Drs.HM.Nur Sjamsuddin AM,M.Si lebih dulu memberikan ucapan selamat kepada pejabat yang dilantik. Diharapkan kepada pejabat yang baru nanti bisa memberikan kontribusi terbaik untuk lembaga ini dengan berbagai kegiatan yang telah dicapai dan dapat melanjutkan program-program yang telah tersusun, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk memberikan masukan dan sumbangan pemikiran. Bekerjalah secara profesional, karena tanggungjawab kita tidak hanya pada sesama manusia, tapi sampai akhirat nanti. Gali sumberdaya manusia agar nantinya menjadi sumber bagi peningkatan kwalitas karya. Biasakan bermusyawarah agar kesepakatan dan transparansi bisa tetap menjadi jalinan silaturrahmi antar sesama rekan kerja. Semoga Allah Subhana Wata’alla selalu memberikan kekuatan, petunjuk dan bimbingan-Nya pada kita semua dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan ini. Amin.
Terakhir MAN Nglawak mengucapkan terima kasih Pak Haris, selamat datang pak Rochani, dan selamat menjalankan tugas baru Pak Gi' (Drs. Sugiyono, guru MTK MAN Nglawak). Semoga diberi kekuatan untuk menjalankan amanah.

Leia Mais…

Sabtu, Februari 06, 2010

DARAHMU ADALAH HIDUPKU!!



Alhamdulillah...kembali MAN Nglawak menunjukkan kepeduliannya terhadap kemanusiaan. MAN Nglawak bekerja sama dengan PMI cabang Nganjuk mempunyai agenda rutin donor darah setiap tiga bulan sekali. Dan hari ini kembali MAN Nglawak berpartisipasi dalam kegiatan mulia itu. Keluarga besar MAN Nglawak menyambut dengan antusias agenda rutin ini, terutama mereka yang selalu mendonorkan darahnya. Sayangnya, pihak PMI hanya menyediakan 60 stok kantong darah untuk MAN Nglawak, sehingga banyak donor yang tidak kebagian kantong. Tapi MAN Nglawak tetap tercatat sebagai pendonor terbanyak di Kabupaten Nganjuk.

Leia Mais…

Rabu, Februari 03, 2010

BAHKAN TIDURMU PUN ADA RAHASIANYA!!



Tahukah Anda bahwa posisi tidur kita mengandung makna? Penulis kitab Thahafutul Falasifah, Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Imamul Jalil Abu Hamid At-Thusi Al-Ghozali (Imam Ghozali) atau Sang Hujjatul Islam menjelaskan posisi tidur yang secara garis besar dibagi menjadi empat macam, yakni:


    • Tidur di atas kuduk (telentang), yaitu tidurnya para Nabi, dimana mereka
      bertafakur tentang kejadian alam.( Kenapa Vetti Vera jadi duluan baru
      alam?)
    • Tidur di atas lambung kanan (miring ke kanan), yaitu tidurnya para
      ulama ahli ibadah (emang ada geto lambung kanan..?!)
    • Tidur di atas lambung
      kiri (miring ke kiri), yaitu tidurnya para raja untuk menghancurkan makanan yang
      telah mereka masukkan ke dalam rongga mulut ( jenis manusia pemamah
      biak nee..)
    • Tidur menelungkup adalah tidurnya syetan. ( Biar mudah kalu kentut…trus
      yg masih melek bakal teriak " Ah..dasar syetan lu!!") :D



Nha…bagaimanakah cara Anda tidur??!

Leia Mais…