Jumat, Januari 29, 2010

THE WINNER & THE LOSER


The Winner says, “ It may be difficult but it is possible”. The Loser says, “ It may be possible but it is too difficult”.


When a Winner makes a mistake, he says, “ I was wrong”. When a Loser makes a mistake, he says, “ It wasn’t my fault”.


The Winner is always part of the answer, The Loser is always part of the problem.


The Winner sees an answer for every problem. The Loser sees a problem for every answer


The Winner says, “ Let me do it for you”. The Loser says, “ That’s not my job”.


Winners believe in Winner-Winner, Losers believe win for them and someone has to lose.


A Winner makes commitments, a Loser makes promises


Winner sees the potential, Loser sees the past


Winner makes it happen, Loser waits it happen


A Winner creates vision, a Loser creates imagination


A Winner says, “ I am doing it”. A Loser says, “ I’ll do it.”


Which one are you???



Leia Mais…

Selasa, Januari 19, 2010

Korupsi

Sebuah Cerpen Putu Wijaya


Kepala Sekolah itu menjadi pusat kebencian banyak orang. Para pegawai, guru-guru, murid, orang tua murid, bahkan juga tukang kebun dan penjual lontong di sudut halaman sekolah ikut marah.
Mereka bisik-bisik sambil memoncongkan mulutnya, gara-gara Kepala Sekolah itu lambat sekali menyelesaikan pembangunan sekolah. Sumbangan yang telah dikumpulkan hampir sepuluh tahun dari penduduk sendiri, maunya segera berwujud. Nyatanya harus menunggu, harus menunggu.
"Entah apa yang ditunggu lagi, jangan-jangan uang itu sudah dia bungakan," kata mereka.
Kepala Sekolah akhirnya tahu, "kebijaksanaan"-nya sedang disangsikan. Untuk segera menjernihkan suasana, ia memanggil seluruh pegawai, para orang tua murid, bahkan para pejabat setempat untuk diberikan penjelasan.
"Saya berusaha sebaik mungkin supaya dana yang sudah dikumpulkan dengan jerih payah yang luhur ini benar-benar ada manfaatnya. Agar dengan uang kita kumplkan ini benar-benar dapat didirikan sebuah sekolah yang sesuai dengan kebutuhan kita. Tahan lama, sehat, baik, serta jga sesuai nilainya dengan nilai sumbangan ini sendiri. Jadi harap semuanya maklum, bahwa semua ini saya lakukan untuk kebaikan."
Kepala Sekolah itu kemudian menyodorkan bukti-bukti. Kuitansi, surat-surat, rencana, bahkan juga gambar-gambar secara terinci. Tak seorang pun dapat membantah bagaimana jujur, jelas, dan meyakinkannya bukti-bukti itu. Semuanya tak bisa mendakwa lagi. Malahan seseorang kemudian muncul dan minta maaf, agar Kepala Sekolah itu meneruskan rencana yang bersih itu dan tidak terganggu oleh kasak-kusuk.
"Bisik-bisik itu biasa, akan selalu ada, namanya saja manusia, tapi teruskan saja, kami sudah melihat bukti kebersiahan rencana Bapak," ujarnya.
Tak lama kemudian, dengan lamabat, teratur, tetapi pasti, pembangunan gedung sekolah itu dimulai. Dan sesuai dengan rencana yang ada di tangan Kepala Sekolah -- meskipun sudah terlalu kasep bagi orang lain—akhirnya berdiri sebuah bangunan sekolah yang ideal.
"Dengan uang yang sekecil itu, tak seorangpun dapat membangun gedung sekolah yang ideal, bagus, kokoh, dan sempurna seperti ini," kata para orang tua murid.
Mereka semua takjub. Lalu sama-sama memuji kejujuran Kepala Sekolah itu.
Kampung-kampung lain iri oleh keberhasilan Kepala Sekolah. Akan tetapi keirian itu tak lama. Ketika Kepala Daerah mengadakan peninjauan, terjadilah keonaran baru. Kepala Daerah yang merasa tergugah lalu segera memutuskan untuk memberikan dana mendirikan gedung-gedung sekolah yang sama bagusnya dengan gedung sekolah baru tersebut. Gedung tersebut dianggap sebagai tipe ideal. Tetapi karena kampung itu sendiri sedah memiliki sebuah sekolah yang bagus, dana untuk kampung itu dirasa tidak perlu diturunkan lagi.
Segera kemudian kampung-kampung di sekitar mendirikan gedung sekolah baru. Gedung sekolah lama yang mereka miliki dijebol. Di atasnya dibangun sesuatu yang ideal. Pembangunan ini membuat kampung pertama menjadi iri. Mereka tiba-tiba merasa diperlakukan tidak adil. Para orang tua, guru-guru, bahkan juga murid-murid mulai lagi kasak-kusuk. Sekarang yang mereka keluhkan lain.
"Lihat!" ujar mereka dengan perih. "Karena kejujuran, akhirnya kita tidak dapat apa-apa. Orang lain membangun, kita sendiri malah dibiarkan."

Beberapa orang bahkan menyerang secara terang-terangan. "Terlalu banyak tingkah sih," kata mereka. " Kejujuran saja tak cukup.

Beberapa orang bahkan menyerang secara terang-terangan. "Terlalu banyak tingkah sih," kata mereka. "Kejujuran saja tak cukup. Coba dulu bangun saja cepat-cepat seadanya, pasti gedung itu sudah rapuh sekarang. Dan kalau sudah rapuh, Kepala Daerah pasti tidak akan menahan biaya itu buat kita. Sekarang gara-gara aksi ingin memerangi korupsi, kita semua jadi korban."
Kepala Sekoalh yang jujur itu tertegun. Ia memang telah berusaha setengah mati untuk mempergunakan uang itu sebaik mungkin, sejujur mungkin. Kenapa ia musti mendapat tuduhan terus?
Akhirnya ia tak tahan lagi. Ia segera mengundang kembali semua orang. Dalam pertemuan itu ia maju ke depan dan berbicara dengan mata berlinang. "Saudara-saudara, Bapak-bapak, dan Ibu-ibu," katanya dengan sedih.
"Saya mendirikan gedung sekolah ini benar-benar dengan maksud untuk memberikan sebuah gedung yang layak buat anak-anak kita. Sama sekali bukan untuk melawan korupsi. Bukan untuk melawan korupsi! Tolong catat ini! Saya tidak punya tujuan sebesar itu. Usia korupsi sudah begitu tua dan dia begitu besar, itu problem yang maha besar, saya tidak akan mampu melawannya. Jadi jangan mengira saya punya tujuan yang seluhur itu. Tidak. Saya hanya ingin berbuat baik untuk ketenangan saya sendiri, sebab saya cinta pada anak-anak…."
Tak ada yang mendengarkan pidatonya. Satu per satu hadirin keluar meninggalkan dia. Pada akhirnya Kepala Sekolah itu hanya tinggal sendirian dengan pesuruh sekolah yang mulai mengumpulkan gelas-gelas minuman.
"Kamu juga menuduh saya mengerjakan semua ini untuk melawan korupsi?" tanya Kepala Sekolah.
Pesuruh itu terhenyak. Tapi kemudian sambil lalu tak sengaja ia mengangguk.

Leia Mais…

Sabtu, Januari 16, 2010

ISTIKHARAH

Mencari Jawaban Setiap Urusan



Istikharah merupakan sebuah tradisi yang benar-benar berakar dalam kultur masyarakat Islam. Namun sayangnya, kebanyakan manusia memiliki pandangan yang keliru tentang istikharah dan penggunaannya. Apabila suatu persoalan penting muncul dalam kehidupan mereka, tanpa menunda, merenung, berpikir, dan meminta nasihat dari orang lain, kebanyakan orang akan berusaha untuk memohon petunjuk dari Dzat Yang Maha Gaib dan melakukan istikharah tradisional. Orang-orang demikian ini, tanpa mau berikhtiar, tanpa berusaha menjalani sunnatullah, akan langsung meraih al-Qur'an atau tasbih dan mulai melakukan istikharah.
Sebagian orang akan tetap mencoba meraih apa yang mereka inginkan meskipun hasil istikharah menunjukkan indikasi negatif. Sedangkan sebagian yang lain menganggap bahwa hasil istikharah merupakan sesuatu yang wajib diterima sehingga mereka menggantungkan kehidupan dan nasib mereka pada hasil istikharah. Namun yang paling parah adalah mereka yang tidak mau beristikharah sama sekali di dalam setiap urusannya.
Kebanyakan orang yang beristikharah tidak memahami makna sesungguhnya dari istikharah dan penggunaannya secara tepat, karena mereka tidak memerhatikan langkah pendahuluannya, yakni:

  1. Menggunakan akal sehat dan intelektualitas
  2. Meminta nasihat orang lain

Langkah pendahuluan ini dapat memainkan peranan yang sangat penting dan pengaruh besar terhadap hasil sesungguhnya dari istikharah.

Beragam Jenis Istikharah dan Metode Penggunaannya

1. Istikharah melalui Doa

Makna sesungguhnya dari istikharah adalah "memohon yang terbaik dari Allah Yang Maha Penyayang", yang intinya merupakan suatu bentuk doa. Berserah diri kepada Allah SWT, memasrahkan urusan kepada Allah, dan memiliki prasangka yang baik terhadap-Nya merupakan syarat-syarat yang wajib dipenuhi sebelum seseorang memanjatkan suatu doa. Ini berarti bahwa dalam segala urusannya, orang tersebut berdoa secara tulus kepada Allah SWT, memohon agar diberi kemudahan dalam setiap urusannya dan agar dapat meraih hasil yang baik.
Istikharah (dalam segala hal) melalui doa perlu diprioritaskan. Dalam banyak hadits telah ditekankan bahwa jenis istikharah ini seharusnya dilakukan sebelum setiap langkah dijalankan, dan merupakan salah satu sebab bagi kesuksesan seseorang. Istikharah melalui doa meliputi:

  • Memuji dan mengagungkan Allah SWT seiring dengan ketundukan dan kerendahan hati terhadap-Nya.
  • Memohon kebutuhan-kebutuhan dari Dzat Yang Maha Kaya
  • Memiliki prasangka-prasangka yang baik tentang Allah SWT, bahwa Allah lebih menyukai apa yang baik bagi hamba-hamba-Nya.

Namun, hal yang paling penting adalah bahwa dengan beristikharah melalui doa, seseorang akan memiliki kedamaian pikiran dan tekad yang teguh ketika melakukan sesuatu.

2. Istikharah dengan Meminta Nasihat dari Orang Lain

Ketika seseorang ingin meraih apa yang menurutnya terbaik baginya, ia meminta nasihat dari orang lain yang memiliki kemampuan untuk memberikan nasihat kepadanya.Namun, ini harus dilakukan setelah berdoa dan memohon kepada-Nya untuk membimbingnya meraih yang terbaik menurut-Nya karena hanya Dia-lah yang benar-benar mengetahui apa yang terbaik bagi para hamba-Nya.

Setiap orang yang berpengetahuan hendaknya tidak semata-mata bertumpu pada pengetahuan dan intelektualitasnya yang terbatas dalam menyikapi setiap masalah, terutama masalah-masalah pelik. Di samping menggunakan kemampuan sendiri, ia juga perlu meminta nasihat dari orang lain dan memerhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain. Ada kalanya perkataan yang baik (nasihat) itu justru datang dari orang yang sama sekali tak terduga. Menurut Imam Ali, seorang intelek berkewajiban untuk mengembangkan dan mematangkan intelektualitasnya melalui orang lain yang memiliki wawasan yang lebih luas. Imam Ali r.a. berkata, "Wajib bagi orang yang memiliki intelektualitas agar ia merangkaikan pandangan-pandangan dan intelejensi dari kelompok intelek dan mengombinasikan pengetahuannya dengan pengetahuan orang-orang bijak."

3. Istikharah Spiritual

Jenis istikharah ini merupakan jenis hubungan spiritual dengan Allah SWT. Istikharah ini dilakukan setelah meminta nasihat dari orang lain, dan setelah pemanfaatan intelektualitasnya tidak membawa hasil apa-apa. Maka, pada saat itu seseorang sebaiknya berdoa kepada Allah SWT dengan memohon yang terbaik. Mengadukan segala yang merisaukan hatinya dan memohon bimbingan menuju yang terbaik itu. Lalu ia dapat mengikuti apa-apa yang menjadi kemantapan hatinya.

4. Istikharah melalui Al-Qur'an

Jika setelah cara di atas dilakukan tetap belum mampu menenteramkan pikirannya, maka ia boleh merujuk pada Al-Qur'an demi menghilangkan keragu-raguan yang selama ini masih bercokol di hatinya

5. Istikharah melalui Tasbih

Istikharah ini dilakukan dengan media butir-butir tasbih. Metode ini biasa dilakukan untuk suatu urusan yang menyaratkan suatu pilihan antara ya atau tidak; melakukan atau meninggalkan sesuatu.

6. Istikharah melalui Lembaran-lembaran Kertas

Istikharah ini dilakukan dengan dua cara yakni dengan menggunakan enam lembar kertas atau yang lebih dikenal dengan dhat al riqa dan dengan menggunakan dua puluh lembar kertas undian atau Qur'ah Mubarokah. Meskipun bentuk istikharah ini hampir tidak dikenal atau dipraktikkan di lingkungan masyarakat awam, ia terbilang lazim di antara kelompok ulama terpilih.

Rasulullah SAW bersabda, "Termasuk kebahagiaan Bani Adam adalah bahwa ia
beristikharah (memohon yang terbaik dari Allah SWT) dan keridhaannya pada
apa
yang Allah putuskan. Dan di antara kemalangan Bani Adam adalah ia tidak
mau
beristikharah dan ketidakridhaannya pada apa yang Allah putuskan."

Adapun metode-metode Istikharah akan dibahas pada postingan mendatang. InsyaAllah.






Leia Mais…

Senin, Januari 11, 2010

Contact MAN Nglawak




Alhamdulillah... Setelah melalui berbagai pertimbangan, kini blog MAN Nglawak tidak hanya berbagi informasi, melainkan juga memberikan layanan konsultasi di bidang fikih, konseling, dan berbagai masalah yang Anda hadapi. Insyaallah, MAN Nglawak akan berusaha membantu Anda menemukan solusi terbaik.


Silahkan kirimkan komentar, kritik, saran, pertanyaan, konsultasi, dan berbagai "uneg-uneg" Anda kepada MAN Nglawak Kertosono melalui form di bawah ini!

Silahkan kirimkan komentar, kritik, saran, pertanyaan, konsultasi, dan berbagai "uneg-uneg" Anda kepada MAN Nglawak Kertosono melalui form di bawah ini.NO PORN, PLEASE!!

Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Powered byEMF PHP Forms


Bagi yang ingin mengirim via e-mail, bisa melalui mail

Leia Mais…

Minggu, Januari 10, 2010

GO MAN Nglawak!!

Alhamdulillah....MAN Nglawak mengawali tahun 2010 dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Pertama, MAN Nglawak dipercayaDepag Nganjuk sebagai tuan rumah upacara peringatan HAB Depag RI ke-64 yang jatuh pada tanggal 3 Januari 2010 lalu. Tidak hanya sebagai tuan rumah, regu koor serta grup Drum Band Al-Badar MAN Nglawak juga mendapat kehormatan untuk ikut menyukseskan acara tersebut. MAN Nglawak juga mandapat predikat sebagai MA terbersih di Kab. Nganjuk sepanjang tahun 2008-2009. Kedua, MAN Nglawak turut menyingsingkan lengan baju membantu korban bencana angin puting beliung di dusun Kandek, ds Waung, Kec. Baron, Kab.Nganjuk pada tanggal 6 Januari 2010. Dan ketiga, PMR Wira Cakra Sakti MAN Nglawak Kertosono, Kamis-Jum'at (7-8/01) kemarin mengadakan Diklat 1 bagi para anggota PMR Juniornya. Semoga sepanjang tahun 2010 dan seterusnya, MAN Nglawak tetap istiqomah dalam mengaktualisasikan dharma baktinya bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara ini. Amiin...

.

Leia Mais…

Minggu, Januari 03, 2010

Ruang


Kita telah bertukar kunci
Dan sama-sama menghilangkannya
Aku tersekap di kamarmu
Dan kau tersekap di kamarku

Kepadamu aku pernah berbicara
Kepadaku kau pernah berkata pula
Kenapa baru saling dengar
Justru setelah masing-masing di luar pagar
Akankah kita tetap berkeras hati berlari
Cuma sebelumnya kita tak saling mengerti
Atau mungkinkah berbincang lagi
Menepis ke-aku-an
Menuruti gerak nurani
Dengak mendobrak gerbang gapura

Pematang yang pernah kita lintasi
Telah menjadi jalan arteri
Tentu lubang-lubang tanah bekas pijakan kaki kita
Yang tiada dapat kukenali lagi
Memandang jalan itu, kembali teringat kamu
Yang pernah kucintai
Dan kucoba membenci
Barangkali, perubahan itu sama kita kehendaki

Dulu pernah kita berencana
Menyemai teratai di jejak kaki kita
Sembari berharap curahan hujan
Karena kemarau merontang, rencana diurungkan
Lalu pilihan kita tetapkan
Menuang adonan beton memanjang
Mengubah pematang jadi jalanan
Ada peristiwa tentu ada hikmah
Meski gagal kita terjemah


Fuad Hasan (Alumnus '05)


Leia Mais…