Rabu, November 25, 2009

PETRUK DADI RATU

Teladan Kepemimpinan dalam Cerita Wayang

Waktu Petruk menjadi raja, banyak orang menertawakannya. Menurut banyak orang, Petruk dadi Ratu itu hanyalah lakon impian, lakon lamunan rakyat bawahan yang tak dapat memperbaiki keadaan. Mana mungkin rakyat miskin dan bodoh menjadi raja kaya dan bijaksana? Ada pula yang bilang, lakon itu adalah pasemon (sindiran) tentang kere munggah mbale (gelandangan yang menjadi kaya dan lupa daratan). Lainnya lagi mengejek, lakon itu hanyalah dagelan untuk menghibur orang miskin. Dan sebagian lagi berpendapat, Petruk dadi ratu itu kisah aji mumpung (kebetulan), di mana orang miskin menggunakan kesempatan dalam kesempitan.
Di zaman Belanda dulu, Petruk dadi Ratu juga hanya dipandang sebagai guyonan. Petruk disebut sebagai Opperbevelhebber, jendral berkuasa, yang memerintah semua belantara. Sebagai penguasa, Petruk menjungkirbalikkan pranatan. Di negaranya, Lojitengara, menghisab candu dihalalkan, main judi dinaikkan derajatnya menjadi sport utama, yang dipopulerkan bagi semua warga negara.
Dari dulu sampai sekarang, entah orang Jawa ataupun Belanda, mereka semua ternyata tidak mengerti wayang. Mereka memikirkan wayang secara wadag (fisik). "Pantas, jika mereka menganggap saya, hamba sahaya yang kecil dan miskin ini, menggunakan kesempatan, berpestaria menjadi raja. Petruk dadi Ratu itu bukan lakonnya orang bodoh jadi raja, atau lakonnya orang kecil beraji mumpung, tapi lakon mencoke wahyu marang kawula (hinggapnya wahyu pada diri rakyat)", kata Petruk.
Petruk mengenang, bagaimana ia sampai menjadi raja. Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu adalah perantara, yang nantinya akan mewariskan dampar (tahta) Palasara, pendiri Astina, kepada Parikesit, anaknya. Bersamaan dengan sakitnya, pergilah ketiga wahyu yang dimilikinya, yakni wahyu Maningrat, yang menyebarkan benih keratuan, wahyu Cakraningrat, yang menjaga keberadaannya sebagai ratu, dan wahyu Widayat, yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.
Ketiga wahyu itu kemudian hinggap pada diri Petruk. Ia pun akhirnya dapat menjadi raja di negara yang dinamainya Lojitengara. Ia menggelari dirinya Prabu Wel-Geduwel Beh!. Untuk kukuh menjadi raja, ternyata ia membutuhkan damper kerajaan Astina, warisan Palasara. Petruk memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta Palasara itu.
Kedua utusan itu berhasil membawa pulang tahta tersebut. Prabu Wel-geduwel Beh mencoba duduk di atasnya. Begitu duduk, ia pun terjungkal. Ia coba lagi berulangkali. Sang Prabu akhirnya menyerah dan memperoleh bisikan melalui penasihat kerajaan bahwa supaya tidak terjungkal, ia harus memperoleh boneka yang bisa dililing (dilihat dan ditimang). Petruk kembali menyuruh kedua utusannya, Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencari boneka yang dimaksud. Tanpa memperoleh rintangan yang berarti, kedua utusannya berhasil membawa boneka itu yang tak lain adalah Abimanyu yang sedang sakit.
Ketika dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh, Abimanyu sembuh. Dan Abimanyu berkata, "Kamu takkan bisa menduduki tahta itu, jika kamu tidak memangku aku".
"Pada saat itulah saya mengalami, bahwa saya ini hanyalah kawula. Dan saya sadar, saya akan tetap tinggal sebagai kawula, tak mungkinlah saya bisa duduk sebagai raja. Tugas saya hanyalah memangku raja, agar ia dapat menduduki tahtanya. Tuanku Abimanyu dapat duduk di tahta raja karena saya memangkunya. Jadi raja itu takkan bisa menjadi raja, kalau tidak dipangku kawula, rakyat jelata seperti saya ini", kata Petruk sambil memandang tanah datar di hadapannya.
Dulu Petruk tidak tahu, mengapa ketiga wahyu itu pergi meninggalkan tuannya dan hinggap padanya. Sekarang ia paham, wahyu sebenarnya hanya pergi untuk sementara. Ia pergi hanya untuk nitik, menengok siapakah yang memangku orang yang kedunungan (dihinggapi) wahyu. Wahyu itu tidak asal hinggap. Dia akan hinggap pada orang yang layak dihinggapi, dan orang yang layak itu haruslah orang yang dipangku Petruk, sang rakyat dan sang kawula ini. Maka setelah tahu, bahwa Petruklah yang memangku Abimanyu, wahyu itupun berhenti menitik dan ketiganya kembali kapada Abimanyu.
Di hadapan tanah datar itu, pikiran Petruk melayang lagi. Ia sedih mengingat gugurnya Abimanyu dalam Perang Bharata Yudha. Petruklah yang menggendong jenazah Abimanyu. Petruk pula yang membakar mayat Abimanyu menuju alam Mokshaya. "Saya ini hanyalah rakyat. Betapa pun hinanya diri saya, hanya saya yang bisa mengantarkan Sang Raja menuju alam kesempurnaannya. Sampai ke Moksha pun, raja itu bergantung pada kawula. Hanya rakyatlah yang dapat menyempurnakan hidup raja, bahkan ketiak ia berhadapan dengan akhiratnya", ujar Petruk.
"Memang, kawula, sang rakyat ini ada sepanjang zaman. Sementara raja itu tidaklah abadi. Ia bertahta hanya dalam masa tertentu. Ketika masa itu lewat, ia harus turun atau binasa. Sementara rakyat terus ada. Buktinya, saya ini ada di sepanjang zaman. Menjadi punakawan, hamba yang menemani penguasa dari masa ke masa, sampai hari ini. Kawula iku ana tanpa wates, ratu kuwi anane mung winates ( rakyat itu ada tanpa batas, sedangkan raja itu ada secara terbatas)", kata Petruk.
Petruk makin menyadari, siapa diri rakyat itu sebenarnya. Hanyalah rakyat yang dapat membantu penguasa untuk menuliskan sejarahnya. "Maka seharusnya penguasa itu menghargai kawula. Penguasa itu harus berkorban demi kawula, tidak malah ngrayah uripe kawula (menjarah hidup rakyat). Kwasa iku kudu ana lelabuhane (kuasa itu harus mau berkorban). Kuasa itu bahkan hanyalah sarana buat lelabuhan, kendati ia masih berkuasa, ia tidak akan di-petung (dianggap) oleh rakyat. Raja itu bukan raja lagi , kalau sudah ditinggal kawula. Siapa yang dapat memangkunya, agar ia bisa menduduki tahta, kalau bukan rakyat? Raja yang tidak dipangku rakyat adalah raja yang koncatan (ditinggalkan) wahyu," kata Petruk.
Tapi Ki Petruk, mengapa banyak penguasa yang tak memperhatikan kawula,menginjak-injak dan menghina kawula, toh tetap dapat duduk di tahtanya?
"Dalam pewayangan pun ada penguasa yang tak dipangku rakyat seperti saya. Dia adalah Dasamuka yang lalim. Dia adalah Duryudana yang serakah. Seperti halnya hanya ada satu tahta Palasara, demikian pula hanya ada satu tahta rakyat. Duryudana berkuasa, tapi tak pernah berhasil menduduki tahta Palasara. Banyak penguasa berkuasa, tapi mereka sebenarnya tidak bertahta di dampar yang sebenarnya, yakni dampar rakyat ini", jawab Petruk.
Tiba-tiba Petruk mendengar, tanah datar di hadapannya itu bersenandung. Makin lama semakin keras bahkan menjadi senandung Panitisastra: dulu tanah itu adalah hutan lebat yang bersinga. Singa bilang, kalau hutan tak kujaga tentu ia akan dibabat habis oleh manusia. Dan hutan bilang, kalau singa tak kunaungi dan pergi dariku, pasti ia akan ditangkap oleh manusia. Akhirnya singa dan hutan sama-sama binasa. Singa yang tak berhutan dibunuh manusia, hutan yang tak bersinga dibabat manusia….
"Raja dan rakyat harus wengku-winengku (saling memangku), rangkul-merangkul, seperti singa dan hutan, seperti Abimanyu dan Petruk", kata Ki petruk menyenandung tembang Panitisastra.
( Luqman, M.Pd)


Leia Mais…

Kamis, November 19, 2009

SYAIR PARA SYUHADA

Ja'far bin Abi Tholib, Pahlawan Perang Mu'tah, Panglima pasukan Islam ini terlempar dari kuda, bangkit dan bertempur lagi, terjatuh lagi, bertempur lagi, hingga akhirnya gugur. Menjelang wafatnya, Ja'far menyenandungkan syair:

Duhai indah dan dekatnya surga
Nikmat dan nyaman air minumnya
Rum negeri yang demikian dekat
Kalau ku bertemu dengannya
Ku kan gempur ia


Abdullah bin Rowahah, juga salah seorang syuhada perang Mu'tah, ketika berangkat perang mendendangkan syair:

Aku memohon maghfiroh kepada Yang Maha Rahman
Semoga dianugerahi pukulan yang menghancurkan
Atau tikaman melalui tanganku yang siap sedia
Dengan serangan yang menghamburkan isi perut mereka
Hingga mereka kan berkata kala lewati jasadku
"Wahai prajurit, sungguh Allah telah berikan petunjuk-Nya padamu"


Ketika Zaed dan Ja'far bin Ali bin Abi Thalib gugur dalam pertempuaran, Abdullah bin Rowahah segera menyambar bendera kaum muslimin yang hampir tumbang, lalu ia bergerak maju seraya berkata:

Aku telah bersumpah, wahai diri
Tuk terjun dalam pertempuran ini
Tak peduli kau suka atau benci
Lama sudah aku percaya
Kau hanya setetes air yang hina
Wahai diri,
Kalaupun engkau tak berperang
Kaupun pasti mati jua
Kini pintu kematian telah
Terpampang di depan mata
Apa yang kau cita selama ini
Pasti kau jumpa
Bila kau lakukan apa
Yang mereka lakuakan berdua


Yang ia maksud dengan "mereka berdua" tak lain adalah Zaid dan Ja'far. Lalu menghamburlah ia menerjang musuh.

Ashim bin Tsabit, kepala rombongan utusan Rosul untuk menemui Bani Lihyan tertangkap musuh. Tawaran damai yang diajukan ditolaknya. "Allahumma Ya Allah, hari ini aku melindungi agama-Mu untuk-Mu. Karena itu lindungilah aku dalam usahaku melindungi agama-Mu". Kemudian ia menyerang seraya menyenandungkan beberapa bait syair:

Tiada alasan bagiku kala ku berjuang
Dan busurpun hanya punya sisa panah sebatang
Kalau aku tak menyerangmu
Sungguh keterlaluan aku
Mati hak bagiku]
Sedang hidup terhina pantang untukku
Perlindungan Allah pasti kan datang
Tuk seorang
Kala kepada-Nya ia berlindung


Asyim mendapatkan syahid. Orang-orang Hudzail yang bermaksud memenggal kepalanya unutk dijual kapada Salfah (yang berencana menjadikan batok kepalanya sebagai tempat minum khamr karena dendamnya) harus kecewa karena Allah mengirimkan seorang laki-laki dari suku Ad-Dabbar yang menggagalkan rencana mereka.
Khubaib bin 'Adi, yang termasuk dalam rombongan Asyim juga menemui syahid. Dikisahkan bahwa dalam tahanan dia mendapatkan setangkai anggur padahal tangannya dirantai dan saat itu di Mekkah tidak sedang musim anggur. Dia pula yang memulai tradisi sholat dua roka'at bagi seorang muslim sat menyongsong hukuman mati. Ketiak Khubaib mendengar musuh telah sepakat membunuhnya, dia mengumandangkan beberapa bait syair:

Di sekelilingku mereka telah sepakat
Kabilah-kabilah berhimpun dalam satu pendapat
Laki-laki dan perempuan berteriak setuju
Dan aku mendekati hari nan tak sabar kutunggu
Pada Allah kumengadu
Tentang petakaku susai kembaraku
Pun pada sepakat mereka yang satu
Tentang penguburanku
Singgasana itu tlah membuatku bersabar
Terhadap maksud mereka, aku tak gentar
Nyata sudah maksudku bagi mereka
Tak lama ku kan temui apa kucita
Mereka hadapkan aku dua pilihan:
Kekafiran atau kematian
Dan ku tlah tutup dua mataku
Tanpa kel;uh dan sedu
Tak nanti kuhindari mati, apapun ia
Aku takut api Jahannam menyala
Di tangan Allah sgalanya
Kalau Ia suka, apapun terlaksana
Dia pasti berkahi
Kala jerat mencekik diri
Aku tak peduli semua
Asal kumati pasrah pada-Nya
Di sisi yang mana saja
Kembaliku hanya pada-Nya


Demikianlah, syair yang meupakan bagian penting dari sastra telah berperan penting dalam perjalanan sejarah Islam. Ini bisa dilihat dari bagaimana para syuhada terdahulu seperti pribadi-pribadi agung dalam contoh di atas telah memanfaatkannya untuk membakar semangat juang, memupuk cinta akhirat dan mengungkapkan rasa rindu pada Ilahi. ( Muh. Zuhal Ma'ruf, M.Pd.I)

Leia Mais…

PERMOHONAN DONASI PEMBANGUNAN MASJID

PANITIA PEMBANGUNAN MASJID


MADRASAH ALIYAH NEGERI NGLAWAK KERTOSONO


Sekretariat : MAN Nglawak Kertosono Nganjuk Jawa Timur

Telp. (0358) 551547 Kode Pos 64351






Nomor : 003/Pan/MAN/X/2009
Lamp. : -
Perihal : Permohonan Bantuan


Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji milik Allah SWT, yang telah memberi kita nikmat yang tidak terhitung. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang telah membimbing kita kepada jalan Ilahi Rabbi melalui Dinul Islam.

Dalam upaya mencapai Visi " Unggul. Terampil, dan Berakhlak", MAN Nglawak merumuskan beberapa Misi di antaranya " Menumbuhkembangkan nilai-nilai keagamaan dan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari". Untuk menunjang Visi-Misi di atas, Madrasah merasa perlu menyediakan sarana berupa masjid yang berada dalam lingkungan kompleks MAN Nglawak Kertosono. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan keagamaan dapat terselenggara semakin intens dan berkualitas.

Satu kendala yang dihadapi madrasah dalam merealisasikan maksud baik di atas adalah masalah dana. Ini dimaklumi karena sebagai SMU bercirikhas Islam, MAN Nglawak pada hakikatnya adalah Sekolah Plus dengan mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler lebih beragam yang tentu saja hal ini menyerap banyak anggaran madrasah. Terus terang pembangunan masjid yang saat ini baru pada tahap penyelesaian pondasi merupakan hasil iuran sukarela segenap warga MAN Nglawak dan beberapa pihak yang peduli, termasuk juga dana pembebasan tanahnya. Belum ada dana khusus yang memang diperuntukkan bagi realisasi program tersebut. Satu-satunya modal yang dimiliki adalah semangat li i'la'i kalimatillah.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengetuk hati segenap alumni MAN Nglawak, para dermawan dan masyarakat pada umumnya untuk menginfakkan sebagian rizki yang telah diberikan Allah bagi penyelesaian pembangunan masjid ini . Biaya yang diperlukan untuk pembangunan masjid direncanakan sebesar Rp 1.508.619.420,56 (Satu Milyar Lima Ratus Delapan Juta Enam Ratus Sembilan Belas Ribu Empat Ratus Dua Puluh Koma Lima Puluh Enam Rupiah).

Untuk merealisasikan infak bisa ditransfer ke rekening BRI nomor : 3750-01-009497-53-7 atas nama MAN NGLAWAK KERTOSONO (Khusus untuk pembangunan masjid).

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan infaknya kami sampaikan terima kasih. Jazakumullah Ahsanal Jaza'.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kertosono, 01 Oktober 2009

Ketua Panitia

Sekretaris

Drs. Jamroni

Luqman, M.Pd

Mengetahui

Ketua Yayasan

Kepala MAN

Drs. KH. Abdul Qodir AF

Drs.H.Moh.Harisuddin,M.Ag




Leia Mais…

Selasa, November 10, 2009

SEPULUH KEBIASAAN MERUSAK OTAK

Otak merupakan bagian penting dalam tubuh kita. Sebagaimana bagian tubuh lainnya, otak juga bisa mengalami kerusakan. Mengingat vitalnya kerja otak, maka sedini mungkin kita harus bisa mengatur otak kita agar tetap fresh. Selain itu, kita juga perlu menghindari kebiasaan yang dapat merusak otak. Di bawah ini beberapa kebiasaan yang bisa membuat otak cepat rusak.

  • Tidak mau sarapan
    Banyak orang yang menyepelekan sarapan. Padahal tidak mengonsumsi apapun di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya pasokan nutrisi pada otak yang pada akhirnya berakibat pada kemunduran kinerja otak. Sarapan yang terbaik di pagi hari bukanlah makanan berat seperti nasgor special, tetapi cukup air putih atau segelas jus segar yang ringkas dan berguna bagi tubuh
  • Kebanyakan makan
    Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada penurunan kekuatan mental. Jadi makanlah dalam porsi yang normal. Biasakan Manahan diri dengan cara berhenti makan sebelum kenyang.
  • Merokok
    Selain berbagai efek buruk yang ditimbulkan oleh rokok sebagaimana lazim diketahui orang banyak, merokok ternyata juga membawa dampak yang sangat mengerikan pada otak. Merokok dapat menyebabkan otak manusia lama-kelamaan semakin menyusut dan pada akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya sehingga seseorang menjadi rentan Alzheimer.
  • Terlalu banyak mengonsumsi gula
    Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi, sehingga tubuh menjadi kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.
  • Polusi udara
    Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.
  • Kurang tidur
    Tidak memberikan otak untuk istirahat membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan, tetapi jangan juga kebanyakan tidur karena bisa menjadikan Anda malas dan lamban. Sebaiknya tidur 6-8 jam sehari agar sehat dan bugar.
  • Menutup kepala ketika sedang tidur
    Tidur dengan kepala tertutup merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi di otak sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.
  • Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit
    Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakaktifan otak. Hal seharusnya dilakukan adalah istirahat total dan jangan memforsir otak terlalu keras.
  • Kurangnya stimulasi otak
    Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurangnya berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi secara optimal. Rajin membaca, mendengar musik, dan bermain (catur, serabble, dll) membuat otak Anda terbiasa berpikir dan kreatif.
  • Jarang bicara
    Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak. Jadi jangan terlalu bagga menjadi pendiam. Obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan otak.


Leia Mais…

Minggu, November 08, 2009

RAHMAT DI BALIK MUSIBAH

Suatu ketika, Luqmanul Hakim mengajak putranya masuk kampung keluar kampung untuk suatu keperluan. Setelah menempuh perjalanan beberapa waktu lamanya, sampailah mereka di gurun pasir yang luas dan sepi.
Seperti biasa, bila sedang bepergian, Luqman selalu memberikan pelajaran kepada putranya. Ia mengajarkan tentang hakikat kehidupan yang dijalani manusia dengan segala aspeknya. Entah karena kurang hati-hati atau karena terlalu asyik berbincang-bincang dengan ayahnya, putra Luqman menginjak tulang rahang bangkai unta. Tulang unta yang keras itu menembus telapak kakinya. Darah pun mengucur deras. Mereka tidak bisa meminta pertolongan karena tidak ada orang lain di gurun itu selain mereka.
Namun, Luqman adalah seorang ahli hikmah. Ia senantiasa menganggap peristiwa yang menimpa dirinya dan keluarganya adalah sebuah ketetapan dari Allah SWT. Oleh karena itu, dengan tenang dan lembut ia berkata kepada putranya," Anakku, bersabarlah atas derita yang engkau alami, jangan mengeluh sedikit pun! Peristiwa ini sudah menjadi ketetapan Allah yang paling baik untuk kita dan kita harus menerimanya dengan penuh keikhlasan. Siapa tahu di balik musibah ini terdapat rahmat yang besar."
Mendengar nasihat ayahnya, sang Putra tersenyum berusaha menahan sakit. " InsyaAllah saya kuat menanggung musibah ini, Ayah. Jadi ayah tidak perlu cemas" katanya.
Karena musibah itu, perjalanan Luqman dan putranya tertunda. Mereka terpaksa memasang tenda dan bermalam di padang pasire itu. Keesokan harinya ketika sedang membersihkan luka anaknya, Luqman melihat gumpalan awan hitam nun jauh di sana.
" Apa itu, Ayah?"
" Entahlah. Hanya Allah yang tahu" jawab Luqman.
Gumpalan awan itu begitu pekat. Luqman dan putranya hanya bisa memandang sampai awan tersebut lenyap dari pandangan mereka. Hati mereka bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi di sana..
Luqman dan putranya harus tinggal di gurun pasir itu selama beberapa hari. Setelah luka putranya sembuh, Luqman bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.
" Sekarang kita akan ke mana, Yah?"
" Ke kampung sebelah sana", kata Luqman sambil menunjuk ke suatu arah.
" Bukankah awan hitam tempo hari itu muncul dari sebelah sana?"
" Benar." kata Luqman. "Ayo kita berangkat!".
Setelah menempuh perjalanan sehari semalam, sampailah mereka di tempat yang dituju. Alangkah terkejutnya mereka melihat kondisi kampung yang telah porak-poranda. Mereka segera sadar kalau awan hitam yang mereka lihat tempo hari adalah bencana yang menimpa kampung ini.
Luqman berkata kepada putranya, " Anakku, inilah rahmat di balik musibah yang kita alami di padang pasir itu. Seandainya kita tidak mengalami musibah itu, tentu kita mengalami nasib yang sama dengan penduduk kampung ini. Bersyukurlah kepada Allah. Dia telah menghindarkan kita dari musibah yang dahsyat ini."@

Leia Mais…

Minggu, November 01, 2009

Serat Bharata Yudha

Malam tadi adalah malam-malam yang mimpi itu datang padaku. Menggangguku dengan beragam tanda tanya dan ketidakmengertian. Bahkan telah mampu memasungku dalam kamar pengap ini.
Mimpi itu sebenarnya tidak luar biasa, aku hanya melihat segerombolan orang dengan seorang pemimpin gagah di tengah-tengahnya. Tiba-tiba dengan sebuah panah, aku berhasil membunuh pemimpin rombongan dan memporak-porandakan seluruh anggotanya. Aku tertawa dan bersorak keras sekali, merasa bangga dengan kemenangan itu. Tapi tiba-tiba beberapa orang justru menertawaiku, menyorakiku dan mengolok-olok aku karena katanya aku seorang penghianat yang melanggar darma-darma dan norma seorang kesatria.
Mimpi-mimpi yang selalu berulang itu rupanya telah mengalirkan darah kepedihan yang berbaur dalam kegelisahan, bimbang, ragu-ragu, cemas, dan ketakutan-ketakutan. Mimpi-mimpi itu seolah-olah membentangkan benang merah dengan kehadiran tiba-tiba seseoarang dengan membawa cerita yang katanya akan segera terjadi di hidupku.
Aku adalah Srikandi, begitu katanya. Dan di pundakkulah kemenangan Pandhawa dibebankan. Aku tak tahu mengapa dia berpikir begitu, padahal kalau dia tahu aku yang sesungguhnya, tentu dia akan berubah arah. Dia akan berkata bahwa menjadi Srikandi bukan hal yang mudah yang dapat diperankan oleh siapa saja. Aku hanya perempuan biasa, seorang ibu dengan dua anak yang masih begitu menyita pehatian. Aku hanyalah seorang istri yang kadang-kadang begitu puas jika suami tersenyum gembira kepadaku. Dan yang jelas, aku seorang guru wali yang tak punya senjata apa-apa kecuali niat dan keinginan yang tulus untuk menaruh harapan besar kepada murid-muridku, masyarakatku.
"Tapi kau adalah Srikandi, betul-betul seorang Srikandi yang tak diciptakan kecuali membawa bendera kemenangan dan merubah keadaan. Suratan takdir telah mengabarkan bahwa Bisma, cuma kau yang mampu membunuhnya" katanya waktu itu.
"Aku bukan Srikandi…!! Bukan…!! Kau telah salah melihatku….!!"teriakku penuh keputusaan.
"Faktanya kau adalah Sriakndi yang akan mengubur Kurawa di Padang Kurusetra. Aku yakin itu. Yakin sekali. Kau adalah Dewi Amba yang menjadi kelemahan Bisma. Hanya kau yang dapat membela Pandawa dan terutama Arjuna untuk menggenggam kemenangan ini. Nasib Pandawa betul-betul kau yang menentukan".
"Tapi setidaknya kau perlu tahu, bahwa Srikandi tidak menggunting dalam lipatan. Srikandi bukan pula seorang yang dengan cueknya menikam dari belakang. Dan yang jelas Srikandi tidak akan berkhianat dengan cara menjadi pecundang yang memanfaatkan kelemahan lawan".kataku berusaha menolak peranan yang dia tawarkan.
" Yakinlah! Kau adalh pahlawan sejati", katanya menutup pertemuan itu.
Senja telah beranjak malam. Keheningan kian terasa seiring dingin yang semakin menggigit tulang belulang. Malam pun bertambah larut sampai tiba-tiba kudengar seseorang memanggilku dekat, terasa dekat sekali di belakangku. Ketika kutolehkan wajahku, lelaki itu, Krisna, tersenyum padaku.
"Ikutlah denganku Srikandi. Saatnya sudah tiba, kau harus segera merampungkan Bharata Yudha ini sebelum seluruh rakyat habis menjadi korbannya. Terimalah panah Arjuna ini, sebab dengan senjata inilah Bhisma akan menjemput mautnya."
"Aku masih tak bisa percaya, bahwa aku adalah Srikandi…"
" Mengapa?.. mengapa kau berkata begitu? Kau tak perlu ragu-ragu Srikandi..ketiga dunia telah memilihmu mengatupkan lingkaran persaudaraan dan memusnahkan keangkaramurkaan".
" Karena aku perempuan… yach…ya…karena aku betul-betul seorang perempuan. Seperti kata mereka, perempuan punya kodrat yang dalam konstruksi social mengharuskannya berada di dalam, tidak muncul di permukaan".
" Itu alas an klasik Srikandi. Kodrat keperempuananmu tidak akan hilang hanya sebab kau tolak kemapanan. Ayolah Srikandi…nasib kebijakan berada dalam genggaman dan ketulusanmu berbakti pada bumi pertiwi".
Tanpa berkata-kata lagi Krisna pun membawaku terbang menuju Kurusetra.
Dari kejauhan aku mulai merasakan hawa peperangan yang bercampur anyir darah. Dan aku mulai menangkap gambar-gambar yang menunjukkan berpuluh-puluh rakyat tergeletak tanpa nyawa di padang gersang itu. Aku pun mulai membulatkan tekad, apapun yang terjadi, perang ini harus segera usai. Dan kuncinya hanya satu, aku harus membunuh Bhisma.
Dengan gagah berani dan semangat menggelora aku segera masuk ke kancah pertempuran. Tapi tiba-tiba tubuhku gemetaran….gemetarrr…..hebat, semakin hebat. Yang kulihat di situ bukanlah Bhisma, tapi kepala sekolah tempatku mengajar. Aku heran mengapa skenarionya berubah, mengapa aku harus membunuh orang yang sangat kukagumi itu. Aku tertegun, kulihat sekelilingku…ternyata mayat-mayat itu adalah mayat murid-muridku, dan beberapa teman guru. Tidak…tidak…ini pasti telah terjadi kesalahan.
" Krisna…!! Di mana kamu..?? Tidak…!! Tidak…!! Aku betul-betul tak mau memerankan tokohmu…tolong keluarkan aku dari panggung ini…tolong..!! Tolong..!!
" Bu…bu…bangun, Bu! Ada apa bu… kau mimpi apa..?"
Tiba-tiba seseorang yang ternyata suamiku telahg membangunkanku dari gelisah dalam lelapku.
Tapi jujur saja, aku menjadi sedikit lega, karena apa yang barusan kualami Cuma mimpi dan mudah-mudahan betul-betul cuma mimpi.@

Leia Mais…